Ternate, HN – Panitia pelaksana agenda nasional Sarasehan Istri Wali Kota (Rasai Kota) se-Indonesia yang dipusatkan di Ternate pada tanggal 2 – 4 Oktober 2023 menyampaikan permohonan maaf atas pengalihan arus lalu lintas pada sejumlah ruas jalan di Kota Ternate.

Informasi yang dihimpun halmaheranesia menyebutkan, pengalihan arus lalu lintas pada sejumlah titik di dalam Kota Ternate mulai diberlakukan pada tanggal 28 September hingga 4 Oktober 2023 atau sampai selesai kegiatan Sarasehan istri Wali Kota se-Indonesia.

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian (Diskomsandi) Kota Ternate, Damis Basir dalam keterangan tertulisnya menyampaikan permohonan maaf dari Pemerintah Kota Ternate kepada seluruh masyarakat Kota Ternate, terutama pengguna jalan raya.

“Panitia bersama Satlantas Polres Ternate akan memberlakukan rekayasa arus lalu lintas atau pengalihan kendaraan pada jalur Taman Nukila hingga depan Pelabuhan Ahmad Yani Ternate,” kata Damis, Jumat, 29 September 2023.

Baca Berita Terkait: Warga Keluhkan Jalan Utama di Ternate Ditutup Gegara Acara Pejabat

“Penutupan jalur-jalur tersebut karena lokasi acara Rasai Kota dipusatkan pada sejumlah lokasi di jalur tersebut,” jelasnya.

Kegiatan karnaval dan expo memang akan dipusatkan di kawasan Taman Nukila. Kemudian kegiatan Gala Dinner dan panggung hiburan rakyat akan dipusatkan di depan kantor Wali Kota pada 2 Oktober 2023.

Sementara kegiatan Pra Munas Apeksi akan diselenggarakan di Jembatan Residen Ternate pada hari yang sama.

“Atas ketidaknyaman warga Ternate, pihak panitia penyelenggara Rasai Kota atas nama Pemerintah Kota Ternate meminta maaf,” tuturnya.

Seperti diketahui, sebelumnya warga mengeluhkan terkait penutupan akses jalan. Mustadin, warga Kota Ternate kepada halmaheranesia mengaku, ia kesulitan ada penutupan jalan ketika harus ke pasar dan balik dari pasar, karena harus mengambil jarak yang lebih jauh.

“Kalau mau ke pasar harus putar agak jauh, minyak sudah mahal baru jalan tambah jauh,” keluh Mustadin.

Ia menyayangkan, cara pemerintah kota yang melaksanakan kegiatan dengan menutup akses jalan. Padahal masih banyak gedung besar, hotel, dan lapangan terbuka yang bisa dipakai.

“Ternate ini kalau mau buat kegiatan kan bisa pakai gedung atau lapangan, misal Lapangan Salero atau Lapangan Perikanan Bastiong, itu lebih bagus, supaya kesannya kegiatan pejabat itu tidak menyusahkan,” ungkapnya.

Selain itu, seorang warga yang enggan menyebutkan namanya mengatakan, pemerintah kota seharusnya berpikir mengecilkan potensi macet, bukan justru sebaliknya.

“Ini kan bikin tambah macet, karena jalur besarnya ditutup, semua kendaraan akan diarahkan ke jalan lain, bikin susah saja,” singkatnya.

Bagikan:

Iksan Muhamad

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *