Halmaheranesia – Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Maluku Utara (Malut) mengerahkan 20 armada ke lokasi kejadian ledakan speedboat milik Basarnas.

Puluhan armada itu untuk melakukan pencarian satu jurnalis yang dinyatakan hilang setelah peristiwa ledakan speedboat di depan perairan Desa Gita pada Minggu malam, 2 Januari 2025.

“Semua 20 unit kapal dihitung dengan 11 kapal di markas unit (Marnit) Polairud Polda Malut di setiap pos,” ucap Dirpolairud Polda Malut, Kombes Pol. Azhari Juanda, saat dikonfirmasi, Senin, 3 Januari 2025.

Azhari mengaku, seluruh Komandan Markas Unit (Danmarnit) dan puluhan anggota Polairud akan dikerahkan dalam pencarian terhadap satu jurnalis, Sahril Helmi, kontributor Metro TV, yang juga belum ditemukan usai ledakan itu terjadi.

“Para Danmarnit dan anggota saya, diterjunkan untuk melakukan pencarian. Saya (Azhari) juga minta para nelayan agar ikut terlibat dalam pencarian, baik di pesisir pantai maupun di lokasi kejadian itu,” jelasnya.

“Kita (Polda) Malut berharap Sahril Helmi dapat ditemukan dalam keadaan selamat, aamiin,” pungkasnya.

Seperti diketahui, informasi yang dihimpun halmaheranesia melalui laporan kepolisian setempat, bahwa ledakan terjadi ketika speedboat yang membawa 11 anggota tim evakuasi sedang melaju menuju lokasi nelayan yang mengalami mati mesin di tengah laut.

Akibatnya, tiga orang meninggal dunia, yaitu anggota Ditpolairud Polda Malut, Bharatu Mardi Hadji, serta dua anggota Basarnas, Fadli M. Malagapi dan M. Riski Esa.

Tujuh korban selamat berhasil ditemukan dan dievakuasi ke Gita sebelum mendapatkan perawatan medis. Mereka adalah Kasi Operasi Basarnas M. Syahran Laturua, Ryan Azur Ali (PNS SAR Kota Ternate), Hamja Djirun (PNS SAR Kota Ternate), Darmanto Rauf (PNS SAR Kota Ternate), Maretang (PNS SAR Kota Ternate), Bripka Irwan Idris (anggota Ditpolairud Polda Malut), dan Bripda Putra Nusantara Ruslan (anggota Ditpolairud).

Para korban selamat awalnya ditemukan oleh kapal cepat KM Cantika Lestari 10 yang sedang berlayar dari Pelabuhan Gita menuju Manado. Mereka kemudian dievakuasi ke Pelabuhan Gita dan mendapat perawatan di Puskesmas Payahe sebelum dibawa ke Ternate menggunakan KM Pandudewanata.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *