
Dekadensi
Sefrustrasi diriku
masih saja aku
mengucap nama-Mu
: Tuhan

Di rongga-rongga mulut manusia
menggaung igauan
apayamuka
Senang sekali
berdiksa diri
menatap-natap suul adab
memasrahkan kilauan mimpi
di langit-langit kahyangan
Terkadang was-was
terkadang tenang
diri menyabit diri
seperti bercampur distilasi
mendiskusikan jiwa-jiwa suci
hingga ternahak-nahak imajinasi
Di hari-hari sideris
aku hanya ingin berserah
berterima kasih
kepada sang puja-puji
sang dewa-dewi
sang penguasa illahi..
2024
Penerawang Mahakam
Aku melihat sebuah negeri; berdiri — tangan-tangan buntung. Mulut tersumpal kekayaan. Suara porak-poranda; hilang tak terdengar di telinga
Aku mendengar sebuah negeri; berdiri — seniman mati kelaparan. Waktu yang menjerat, mengutip bahasa dari lubang anjing tanah
Aku menjeput sebuah negeri; berdiri — lalu berbelasungkawa dan membakar kata-kata. Sungguh haru, meringis tenang
Aku merasakan sebuah negeri; berdiri — ia gagap-gempita; ketika puisi dan penyair hanyalah serakan sampah yang tidak dipungut biaya.
2024
Warna Warta
Buta warna; hilang — menyerap pita mesin tik dari kata-kata yang muntah di kubangan televisi
Aku bersin di muka kepala negara; nyawa manusia beralih profesi menjadi tukang peti di kuburan tak bernama
Bumi menangis. Mayat-mayat seperti jagung rebus yang direndam dua minggu lalu.
2024
Batas Kematianku di Pintu Biru
Tolong! di sini – ada yang meledak
Di luar kamarku; sebuah pisau tertancap peringatan
Kematian yang berjarak; seperti godaan setan yang menyalak
Ah! aku tidak takut mati. Pisau yang menusuk jantungku, mengirim darah berkali-kali
Apakah rasa surga seperti ini?
2024
Badan Penasihat Pengangguran
Seorang mengetok kepala di sini, atau semacam palu yang membunuh penyintas optimisme para pencari kerja
Sebuah demotivasi masa depan seperti menyadarkan umat manusia dari sorongan ambisi
Hidup untuk hari ini
keterpaksaan yang lazim
menabak bahasa-tubuh dari kalimat
aku kehilangan pengalaman
Kini mereka makin bergoler saja
sebuah demotivasi disalahgunakan
dengan bermalas-malasan
menghirup hidup
“Aku tidak bekerja, tidak berusaha
tetapi malam ini aku ingin nongkrong saja
mencari motivasi — lewat kelakar buaian manusia”
“Aku gelisah, pasrah
motivasi dan demotivasi
menjadi penyintas kutipan-kutipan di jalan raya”
Spanduk terus tercetak; kalah dan mengalah
“Aku ingin mengalir saja
tidak berbuat apa-apa
hidup menandangi sarat dan syarat mengemis di jalan raya!”
2024
Negeri $ dan %
Dijual beberapa puisi: [$999] dari identitas harga pakaian.
Promosi dan negosiasi
Seperti setan-setan proporsi yang kebanjiran pembeli.
2024
Hidup Tanpa Notifikasi
Kita adalah para manusia dengan tangan menjelma kabel charger,
saling menyambung, mengisi daya, namun kehilangan aliran makna.
Pikiran kita tak lagi ruang sunyi,
melainkan layar terang yang terus menyala,
menghitung detik dengan nada “ding!”—
notifikasi tentang hidup yang tak pernah kita jalani.
Setiap pagi dimulai dengan swipe,
menyapu sisa mimpi yang tak sempat tertata,
beralih pada timeline penuh wajah yang tersenyum palsu.
Ada yang membagikan kebahagiaan seperti sinyal Wi-Fi,
tapi tak pernah cukup kuat menembus tembok kesendirian.
Kita berbicara dengan emoji,
tanda tanya berubah jadi titik tiga yang tak kunjung menjawab.
Hidup tanpa notifikasi adalah utopia,
tempat di mana tangan kita tak lagi sibuk meraih ponsel
seperti seorang pecandu mencari dosis terakhir.
Namun, siapa yang berani mematikan tombol “like”?
Siapa yang rela hidup tanpa “share”?
Kita takut menjadi hening,
takut menjadi asing di dunia yang mendewakan kecepatan.
Di masa depan, mungkin kita tak lagi manusia
melainkan data yang terus diunggah,
komentar tanpa jiwa,
arsip yang dilupakan setelah tenggat waktu tren berikutnya.
Namun, dalam kekosongan ini,
ada pertanyaan kecil yang mengendap di tepi algoritma:
Apakah kita hidup,
atau hanya sekadar terkoneksi?
Mungkin, suatu saat,
ketika semua kabel terputus,
kita akan belajar mendengar detak jantung lagi—
bukan nada dering pesan masuk.
Mungkin, pada akhirnya,
kita akan menemukan kemerdekaan
dari layar yang telah menjadikan kita tawanan.
Namun, sampai saat itu tiba,
hidup tanpa notifikasi
adalah impian yang terus kita “scroll”
tanpa pernah sampai di ujungnya.
2024