Halmaheranesia – Sejak terbentuk dua tahun lalu dan berkiprah di kasta tertinggi sepak bola Indonesia, Malut United FC bukan hanya komunitas yang mengurus si kulit bundar dalam sebuah kompetisi.

Klub yang bermarkas di Kota Ternate ini memiliki misi mulia, yakni membahagiakan warga Maluku Utara lewat pertandingan sepak bola yang berkualitas dan menghibur.

“Tujuan kita memang untuk membuat warga senang dan bergembira setiap datang ke stadion. Sampai saat ini kami belum berpikir untuk kepentingan lain seperti bisnis misalnya,” ujar COO Malut United, Dony Nanlohy.

Dony mengaku, banyak pihak yang meragukan tujuan mulia ini tetapi faktanya Malut United adalah entitas sosial. Owner ingin agar warga yang tak mampu punya kesempatan untuk menyaksikan langsung laga Yakob Sayuri dkk di Gelora Kie Raha setiap kali bermain home.

“Sejak laga lawan Persis Solo dan Dewa United, sudah ratusan anak yatim piatu, anak-anak SSB, mantan pemain, para tokoh agama, dan mereka yang tak mampu yang kami berikan tiket untuk menonton secara gratis,” ujar Dony.

Karena itu, ia mengimbau warga yang mampu agar tidak berharap mendapatkan akses nonton gratis. Mereka wajib membeli tiket pertandingan jika ingin menonton secara langsung.

“Kami fokus pada mereka yang tak mampu secara ekonomi,” tegasnya.

Sejauh ini, pendapatan laga home tak pernah digunakan untuk kepentingan lain. Semuanya digunakan untuk bonus pemain, biaya panitia pelaksana, dan untuk pengembangan sepak bola usia muda melalui Elit Pro Akademi.

Malut United, kata Dony, kini memiliki EPA berjenjang mulai dari U-16, U-18 dan U-20. Ke depan, kelompok usia dini akan ditambahkan dengan U-14.

“Owner berencana tahun 2026 akan ada seleksi untuk mencari pemain muda terbaik di bawah usia 14 tahun, mereka akan dikirim belajar sepak bola ke Eropa. Lima anak setiap tahun,” jelas mantan pemain Persebaya ini.

Tujuannya agar pemain muda punya kesempatan mengembangkan diri di Eropa. Ada keterkaitan juga dengan jenjang pembinaan lewat EPA.

Untuk mengembangkan sepakbola secara berkelanjutan, manajemen berencana membangun training ground di Ternate untuk EPA maupun tim Liga 1.

“Jujur saja kami kesulitan dengan fasilitas latihan dan tempat tinggal terutama untuk pemain asing. Tapi kami akan berusaha maksimal agar semuanya terpenuhi,” kata Dony.

Sehingga itu, ia berharap dukungan penuh dari pencinta sepak bola dan suporter, karena Malut United memiliki visi jangka panjang untuk menjadikan Maluku Utara dan Maluku sebagai kiblat baru sepak bola di Indonesia Timur.

Selain fokus pada urusan sepak bola dengan berbagai fasilitas penunjang yang akan dibangun, manajemen bekerjasama dengan Pemerintah Kota Ternate untuk mengajak UMKM berpartisipasi dengan menjual produk kuliner setiap pertandingan di Ternate.

“Saat menjamu Dewa United, ada delapan UMKM yang berjualan di area sekitar stadion, moga bisa bertambah. Malut United ingin mengerjakan roda ekonomi melalui UMKM sehingga sepak bola benar benar memberi manfaat bagi masyarakat,” pungkasnya.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *