Halmaheranesia – Proyek reklamasi yang membentang di Kelurahan Sangaji hingga Salero, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate dibiarkan terbengkalai selama bertahun-tahun.
Proyek yang menghabiskan anggaran cukup besar ini tampak tidak terurus dan telah menyerupai hutan, dipenuhi pepohonan serta rumput liar.
Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Sangaji, Rudy, menyatakan bahwa sejak awal pembangunan reklamasi, masyarakat tidak dilibatkan dalam proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Hal ini membuat warga tidak memahami dampak proyek tersebut.
“Sejauh ini, tidak ada langkah selanjutnya dari pihak terkait, pembagunan yang dorang (mereka) tara (tidak) urus ini justru meresehakan warga. sudah bertahun-tahun dibiarkan seperti ini,” ucap Rudy, Rabu, 11 Desember 2024.
Rudy juga mengungkapkan keresahan warga terkait tumpukan sampah dan bau tak sedap yang timbul akibat genangan air laut yang terhambat oleh timbunan reklamasi.
“Saat air laut pasang, lalu surut, genangannya membawa sampah yang tertahan di bawah rumah warga. Ini yang menjadi sumber bau tidak sedap itu,” jelasnya.
Menurut Rudy, dampak lainnya juga dirasakan oleh para nelayan. Proyek reklamasi ini memperburuk kondisi ekonomi mereka karena jarak tangkap ikan semakin jauh, sementara harga bahan bakar minyak (BBM) terus naik.
Selain itu, lanjut dia, janji pemerintah kepada masyarakat terkait pembangunan tempat tambat perahu untuk nelayan hingga kini belum direalisasikan.
“Kami ini masyarakat kecil. Harapan kami, pemerintah dan pihak terkait segera mengambil langkah. Kalau pun pembangunan dilanjutkan, saya tegaskan, buatlah tempat tambat perahu untuk nelayan,” pungkasnya.
_____
Reporter : Andri R Mansur