Halmaheranesia – Pihak kepolisian telah memeriksa 18 orang saksi terkait insiden ledakan speedboat BELA 72 di Pelabuhan Bobong, Kabupaten Pulau Taliabu, Sabtu, 12 Oktober 2024 lalu.
Pemeriksaan dilakukan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Maluku Utara (Malut) dan Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Pulau Taliabu.
Para saksi diperiksa untuk mengungkap penyebab kebakaran speedboat milik calon gubernur Maluku Utara, Benny Laos itu.
Para saksi ini berada di lokasi kejadian dan melihat langsung peristiwa tersebut.
“Memasuki hari keempat penyelidikan, sudah ada 18 orang saksi yang dimintai keterangan oleh penyidik. Tinggal kita lihat bagaimana proses selanjutnya dari penyidik. Tentu perkembangan akan disampaikan terus,” ungkap Kabid Humas Polda Malut Kombes Pol. Bambang Suharyono, Selasa, 15 Oktober 2024.
Kabid Humas menegaskan, pihaknya akan bekerja maksimal untuk mempercepat penyelidikan. Proses mengungkap fakta penyebab kebakaran butuh ketelitian dari penyidik.
“Kita percayakan semuanya kepada tim yang saat ini sedang bekerja. Kami sangat berharap dalam situasi seperti ini masyarakat Maluku Utara tetap tenang, apalagi memasuki momen demokrasi seperti ini. Penyidik tetap bekerja semaksimal mungkin,” tandasnya.
Dalam insiden ini, 22 korban berhasil dievakuasi, dan dinyatakan meninggal enam orang, termasuk calon gubernur Maluku Utara, Benny Laos.
Saat kejadian, rombongan Benny Laos baru saja berkampanye dan hendak melanjutkan perjalanan ke titik kampanye berikutnya.
Lima korban lainnya adalah Ester Tantri, anggota DPRD Provinsi Maluku Utara, Mubin A. Wahid, Ketua DPW PPP Maluku Utara, serta Nasrun, Mahsudin Ode Muisi, dan pengawal pribadi calon bupati Kepulauan Sula, Hamdani Buamonabot.
Sementara calon bupati Kepulauan Sula, Hendrata Thes juga selamat dari insiden ini, tapi mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuh dan sedang dalam penanganan medis. Begitu juga dengan Sherly Tjoanda, istri mendiang Benny Laos, tengah menjalani perawatan medis.