Halmaheranesia – Suasana kampanye atau silaturahmi calon gubernur Maluku Utara, Sultan Tidore Husain Alting Sjah di Kelurahan Akehuda, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate, dipenuhi dengan emosional yang mendalam.

Di antara kerumunan, Ali Husain, seorang warga berusia 55 tahun, duduk dengan kedua tangan terangkat, menundukkan kepala, dan sesekali berteriak, “Suba Jou” ketika Husain sedang berbicara.

Ia mengaku, sikap itu adalah penghormatan kepada sosok yang dianggapnya sebagai pewaris kepemimpinan almarhum Sultan Ternate, Mudaffar Syah.

Air mata Ali tak tertahan saat mengenang sosok pemimpin yang telah berpulang pada 2015 lalu.

“Kepergian Sultan Ternate membuat kami semua merasa kehilangan,” katanya, suaranya bergetar penuh haru.

Bagi Ali, bertemu Sultan Tidore bukan sekadar momen politik, itu adalah kesempatan untuk melihat kembali kepemimpinan yang telah menjadi bagian penting dalam hidupnya.

Husain, dalam pidatonya, menggugah ingatan tentang kekuatan dan kebijaksanaan almarhum Sultan Ternate.

Ali merasa terhubung dengan setiap kata yang diucapkan, seolah-olah semua kisah kepemimpinan Sultan Ternate terwakili dalam sosok Sultan Tidore.

“Saya tidak bisa tinggal Ou sendiri. Walaupun hanya saya yang pilih nomor 1, itu tidak apa-apa,” ungkap Ali dengan tegas.

Ali mengenang kembali momen saat Sultan Tidore menjenguk almarhum Sultan Ternate yang sedang sakit.

“Dia datang saat itu. Dan sampai Ou Ternate meninggal pun dia antar pulang ke Ternate,” jelasnya.

Menurut dia, kehadiran Sultan Tidore bukan hanya sekadar simbol, tetapi juga membawa pesan-pesan penting yang terus disampaikan kepada masyarakat Ternate dan Maluku Utara.

“Ou Tidore calon ini, supaya mewakili torang semua. Torang punya budaya yang kuat, jadi harus dijaga demi masa depan Maluku Utara yang lebih baik,” katanya.

“Saya lihat Ou Tidore itu sama dengan saya liat Ou Ternate dulu. Dia memang sama sekali dengan kami punya pemimpin dulu,” tambahnya.

Ketika kampanye berakhir, Ali masih berdiri di sana, di tengah keramaian, lalu mendekat, menyalami, dan memeluk Husain Alting Sjah.

“Saya harus tundukan kepala dan mencium tangannya. Ini adalah sosok pemimpin kita semua,” pungkasnya.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *