Halmaheranesia – Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara, Muhammad Kasuba dan Basri Salama (MK-BISA), sudah menyiapkan visi besar dalam membangun Maluku Utara ketika nanti terpilih pada 27 November akan datang.

Berbekal pengalaman sebelumnya saat menjadi Bupati Halmahera Selatan, MK mengatakan sangat memahami akan isu dan masalah yang dihadapi provinsi Maluku Utara.

“Terdapat banyak tantangan yang akan dihadapi terutama soal menjawab isu-isu dan permasalahan daerah. Di antaranya soal aspek geografis dan demografi Provinsi Maluku Utara,” ucap Muhammad Kasuba, Minggu, 22 September 2024.

Ia mengatakan, soal aspek daya saing di bidang ekonomi daerah, sumber daya manusia, dan infrastruktur. Soal laju pertumbuhan ekonomi yang masih rendah di tujuh kabupaten/kota secara provinsi dan nasional.

Masih terdapat kabupaten dengan tingkat kemiskinan yang masih berada di angka dua digit. Begitu juga terkait persoalan tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), yang meskipun mengalami penurunan dari 6,48 (2008) menjadi 3,98 (2022), akan tetapi masih ada kabupaten dengan TPT di atas rata-rata nasional.

Angka prevalensi stunting provinsi Maluku Utara yang masih tinggi yaitu sebesar 26,10 persen, di atas rata-rata nasional, yakni sebesar 21,60 persen. Sementara terkait Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meskipun terus meningkat pada tahun 2023, namun masih tetap berada di bawah kategori nasional.

“Oleh karena itu dalam upaya menjawab permasalahan tersebut, diperlukan visi-misi dan program yang dapat memaksimalkan potensi yang ada. Mengoptimalkan pencapaian yang sudah dilakukan, dan menyelesaikan tantangan yang saat ini dihadapi Maluku Utara kuat, berdaya saing, maju, mandiri dan berkelanjutan adalah solusinya. Ini adalah visi besar yang ingin saya persembahkan untuk Maluku Utara,” paparnya.

Ia menjelaskan, Maluku Utara kuat adalah sebagai bentuk dari karakteristik provinsi kepulauan, yang memiliki wilayah laut yang lebih luas, sumber daya alam yang melimpah akan menjadi keunggulan komparatif bagi Maluku Utara, jika dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia.

Namun, keunggulan komparatif tersebut harus dapat dikapitalisasi oleh MK-BISA, sehingga bisa menjadi keunggulan kompetitif untuk mewujudkan Maluku
Utara sebagai provinsi kepulauan yang kuat, berkualitas, dengan tata kelola yang baik, inklusif serta tidak ada satu pihak pun yang tertinggal dalam pembangunan.

Untuk mewujudkan semua itu haruslah disertai dengan proses yang transformatif dan akseleratif dalam mendayagunakan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki demi terwujudnya masyarakat Maluku Utara yang sejahtera, adil, makmur, agamis, dan bermartabat.

“Berdaya saing, bermakna Maluku Utara sebagai provinsi yang memiliki keunggulan komparatif berupa potensi sumber daya alam, kawasan industri proyek strategis nasional dan kawasan ekonomi khusus, menjadikan Maluku Utara memiliki keunggulan transformatif untuk menjadi provinsi yang berdaya saing global,” ungkapnya.

Selain itu, kata dia, Maluku Utara juga memiliki sumber daya manusia yang mampu mendorong inovasi dalam berbagai sektor, mampu menciptakan produk, layanan berkualitas, dan efisien yang memiliki daya saing tinggi sesuai karakteristik daerah kepulauan.

Sementara Maluku Utara maju, bermakna Provinsi Maluku Utara bertransformasi untuk berdiri sejajar dengan daerah lain yang telah maju, memiliki infrastruktur yang menjadi penopang kemajuan ekonomi dan mampu mendorong keterpaduan dan integrasi antarwilayah dan antarkawasan.

Lalu tata kelola pemerintahan yang profesional dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat; memiliki kemampuan untuk menghadapi berbagai tantangan dan krisis baik dari segi ekonomi, sosial, budaya, politik, maupun keamanan.

“Mandiri, bermakna sebagai provinsi yang memiliki pertumbuhan ekonomi tinggi maka posisi ini harus dapat dimanfaatkan untuk menjadikan Maluku Utara memiliki daya saing yang sejajar dengan daerah maju lainnya di Indonesia sehingga terwujud kemandirian ekonomi yang bisa memberikan kontribusi besar terhadap kawasan regional dan nasional.”

Muhammad Kasuba menyebutkan, berkelanjutan bermakna pembangunan berkelanjutan adalah adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.

“Kualitas hidup masyarakat Maluku Utara ditandai dengan kehidupan yang sejahtera secara merata, lingkungan yang asri dan lestari, lingkungan permukiman hidup yang layak dan nyaman, bebas polusi udara, air, suara dan sampah, serta kondisi hutan, sungai, danau, dan laut beserta isinya terjaga dengan baik,” pungkasnya.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *