Halmaheranesia – Hery Susanto tak mampu menahan tangisnya ketika menceritakan perjalanan membuat popeda kemasan. Bersama Aiya Lee, Maryam Helida, dan Shahnaz Salsabilla, mereka akhirnya membuat mimpi itu menjadi nyata.
Alunan tifa dan suling dari Andi Taky mengiringi suasana peluncuruan produk Popeda Instant. Makin magis, saat Aiya dan Hery membuka kain putih yang menandai peluncuruan tersebut.
“Bismillah,” ucap Aiya, mengangkat perlahan kain itu, dan tepuk tangan pun riuh mengiringinya.
Di Benteng Oranje, Ternate, Maluku Utara, pada Sabtu, 10 Agustus 2024, tepatnya di ruangan sekiranya berukuran 4 x 6, mereka tak henti mengirim syukur, berulang-ulang mengucapkan dengan hikmat.
“Produk ini adalah diplomasi kebudayaan, mengembalikan identitas Maluku Utara dan Indonesia timur, sekaligus membayar rindu para perantau,” ucap Aiya, matanya berkaca-kaca.
Banyak yang berdecak kagum ketika Aiya dan Hery membuat demo memasak produk tersebut. Di halaman benteng, mereka perlahan mengarahkan cara membuat dan menyajikannya.
Seperti diketahui, Popeda Instant ini diproduksi oleh Kagōunga. Aiya Lee, yang juga merupakan Co-Founder dan CMO Popeda Instant Kagōunga mengatakan, ini bagian dari terobosan untuk menjawab bagaimana orang-orang dengan mudah menikmati popeda.
“Sekaligus mematahkan kutukan yang katanya popeda tidak bisa dibawa keluar,” ucapnya.
Ia bersama timnya juga memiliki misi yang besar saat menghadirkan ide Popeda Instant Kagōunga ini. Salah satunya adalah mengurangi konsumsi mie instan.
“Biasanya di Maluku Utara, saat bencana atau musibah, selalu saja yang diberi bantuan adalah mie instant. Padahal kita tahu itu tidak baik. Sehingga, popeda instant ini berupaya menjawab itu semua,” ucapnya.
Selain itu, kata dia, ada upaya memanfaatkan pangan dari hasil alam Maluku Utara, seperti sagu dan umbi-umbian. Tapi semua itu tersisihkan dengan adanya nasi.
Ia bercerita, ide lahirnya popeda instant ini juga berangkat dari keresahan sebagai orang Maluku Utara yang hidup di luar serta meninggalkan kampung halaman, tapi rindu makan popeda dan sangat sulit untuk ditemukan.
Hery, Alumni IPB yang juga sebagai Fonder Popeda Instant Kagōunga menambahkan, ide membuat popeda instant ini bermula dari Aiya. Kemudian mereka saling tukar pendapat, dan akhirnya bisa sampai pada titik ini.
Meski begitu, lanjut dia, banyak tantangan yang ditemukan dalam proses pembuatan popeda instant ini. Karena ada yang bertugas membuat dan mengombinasikan rasanya, kemudian nanti divalidasi, secara terus-menerus.
“Saya bilang, saya akan buat, tapi untuk rasanya nanti divalidasi oleh Aiya. Supaya bisa dapat rasa yang atauntik, nah itu tantangan,” jelasnya.
Ia menyebutkan, proses paling lama dalam pembuatan popeda instant ini adalah saat pengeringan. Proses pengeringan menggunakan mesin. Jadi semua kondimen yang dipakai, juga dikeringkan dengan mesin.
“Sementara untuk masa kadaluarsa popeda instant butuh waktu delapan bulan,” pungkasnya.
Proses pemesanan produk ini dapat dilakukan melalui Instagram kagounga.id atau melalui web resminya.