Halmaheranesia – Travendom, sebuah perusahaan travel atau panduan perjalanan melaksanakan jelajah atau tour minat khusus yang diberi nama prioritrip di Kota Ternate, Maluku Utara, Sabtu, 10 Agustus 2024.

Aiya Lee, selaku penggerak Travendom menyebutkan, jelajah ini bertujuan untuk mengajak seluruh masyarakat Kota Ternate agar lebih membuka perspektif baru untuk melihat kota yang kuat akan keberagamannya. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari program Tononako Kedua dari Pemerintah Kota Ternate.

“Selama ini kita selalu disuguhkan sejarah Islam yang masuk ke Kota Ternate, sehingga perspektif saudara-saudara kita yang non Islam seperti tak punya tempat di kalangan generasi saat ini,” ucap Aiya.

“Selain sejarah Islam, jelajah ke gereja-gereja ini sebagai langka kecil untuk memberikan pengetahuan kepada peserta dan juga memberikan informasi kepada semua masyarakat terutama generasi muda, bahwa ternyata agama-agama minoritas di Kota Ternate memilik sejarah yang cukup besar dan pluralis,” sambungnya.

Ia menjelaskan, jika membaca sejarah, peradaban Kristen Katolik itu bermula saat Portugis datang ke Ternate. Mereka baginya memiliki pengaruh kuat dalam penyebaran agama Kristen Katolik, salah satu yang menguatkannya adalah peninggalan lonceng Maria di Gereja Katolik Santo Willibrordus Kota Ternate.

“Lonceng ini hanya ada dua di dunia, satunya di India dan satunya lagi di Gereja Katolik tersebut, selain itu gereja ini juga menjadi salah satu gereja tertua di Maluku Utara,” ujarnya.

Tak hanya itu, mereka juga mengunjungi tempat ibadah lain, seperti Geraja Protestan (Gereja Ayam), Wihara, dan Kelenteng.

“Semua tempat ibadah yang dikunjungi memiliki sejarah dan ceritanya sendiri-sendiri, tak sampai di situ, kami juga mengunjungi makam-makam bersejarah, di antaranya Makam Belanda, Makam Saudagar Tionghoa, Makam Salahuddin bin Talabuddin, dan Makam Sultan Palembang Mahmud Badaruddin II,” tambah Aiya.

Mereka berencana untuk melanjutkan program ini di awal tahun nanti. Namun, Aiya sendiri belum mau memaparkan konsepnya.

“Yang pasti bahwa program ini akan berlanjut, kami berharap semoga dengan adanya kegiatan ini bisa menjadi referensi baru bagi masyarakat yang menetap di Kota Ternate dan pengunjung dari luar kota, sehingga prespektif sejarah kita benar-benar menyatu, juga tidak mengaburkan dan bisa mempertahankan ciri khas kemajemukan kota ini dari sudut pandang apapun,” pungkasnya.

___

Reporter: Andri R Mansur

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *