Halteng, HN – Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) menyatakan bencana banjir yang menerjang Desa Lelilef Woebulan, Lukulamo, Woekob, Woejerana, dan Kulo Jaya, Weda Tengah, Halmahera Tengah (Halteng), pada 21-24 Juli 2024 karena deforestasi hutan yang dilakukan perusahaan tambang nikel.
Juru Kampanye JATAM, Alfarhat Kasman, menyebutkan saat ini wilayah Halmahera Tengah dengan luas 227.683 hektare telah dikepung 23 izin nikel, empat izin di antaranya melintasi batas administratif Halmahera Tengah dan Halmahera Timur.
Dengan demikian, katanya, total luas izin yang dikuasai perusahaan nikel mencapai 95.736,56 hektare atau sekitar 42 persen dari luas Halmahera Tengah.
“Dengan luas bukaan lahan untuk tambang mencapai 21.098,24 hektare, yang sebagian besar berada di wilayah hutan dan merupakan hulu sungai besar di Halmahera,” kata Alfarhat dalam siaran persnya, Jumat, 26 Juli 2024.
Analisis Global Forest Watch mencatat, sejak 2021 hingga 2023, Halmahera Tengah kehilangan 27,9 kilo hektar (kha) tutupan pohon, setara dengan penurunan 13 persen tutupan pohon sejak tahun 2000, dan melepaskan emisi gas rumah kaca sebesar 22.4 Mt CO₂e.
“Kehilangan tutupan pohon yang dominan terjadi pada kawasan konsesi penambangan nikel ini menyebabkan berbagai degradasi sumber daya air tawar dan meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi,” ujarnya.
Kehilangan hutan tersebut, menurut JATAM, sebagian besar berada di area-area krusial yang menjadi sangat genting terhadap hulu-hulu sungai, salah satunya Sungai Kobe.
Namun, baginya penggusuran hutan disertai dengan pembongkaran bukit-bukit hingga mengubah bentang alam itu terus terjadi sebagai akibat dari aktivitas industri pemurnian nikel yang dijalankan PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (PT IWIP) dan tambang-tambang nikel milik perusahaan pemasok bahan baku untuk IWIP.
Kerusakan hutan itu tentu menjadi ancaman besar masa depan Pulau Halmahera, daerah yang telah menjadi tempat tinggal warga tempatan setelah berabad-abad dan bertahun-tahun, sekaligus mengancam sumber hidup orang-orang Halmahera.