Ternate, HN – Muhammad Fahmi dan Fahrudin M Banyo, mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Kelautan Pascasarjana Universitas Khairun (Unkhair) akhirnya berhasil menyelesaikan studi tepat waktu.
Ketua Program Studi Magister Ilmu Kelautan Pascasarjana Unkhair, Dr Muhammad Aris, mengatakan kedua mahasiswa tersebut patut diberi apresiasi karena berhasil melakukan riset hingga tuntas melaksanakan ujian tesis dalam jangka waktu 1,8 bulan.
Muhammad Fahmi dengan konsistennya mampu mempresentasikan hasil risetnya selama dua jam di hadapan dosen penguji dan pembimbing.
Tesis itu berkaitan dengan, “Pengembangan Fasilitas Rantai Dingin Pelabuhan Perikanan Tiey di Pulau Morotai”. Sementara Fahrudin Banyo dengan judul tesis terkait, “Analisis Bio Ekonomi Sumber Daya Ikan Kakap di Perairan Pulau Morotai”.
“Meskipun memiliki kesibukan dengan padatnya pekerjaan di kedinasan masing-masing, mereka tetap fokus dan mampu menyelesaikan studi sesuai target yang diharapkan,” ucap Aris, Senin, 22 Juli 2024.
Ia menjelaskan, Muhammad Fahmi saat ini sebagai pejabat aktif pada instansi teknis sebagai sekretaris di Dinas Perkim, dan Fahrudin Banyo selaku sekretaris di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) di lingkup Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai.
“Riset yang mereka lakukan sangat berperan penting karena berhubungan soal lingkungan kelautan, pesisir, dan disesuaikan terhadap kondisi masyarakat yang ada kaitannya dengan kualitas infrastruktur perikanan, saya berharap ada keterlibatan instansi teknis sehingga kolaborasi bidang ilmu bisa dilakukan ke depan,” ungkapnya.
Selain itu, kata dia, di era ini sudah saatnya menghadirkan kolaborasi dari berbagai bidang ilmu dan diaplikasikan dengan formulasi yang memiliki relevansi dengan pembangunan pesisir dan kelautan di Maluku Utara.
“Memang agak menarik bagi saya sebab dua sekretaris ini memiliki bidang kerja teknis yang secara spesifiknya bukan pada perikanan kelautan. Namun, inilah kami mencoba perlihatkan, khususnya di Program Studi Magister Ilmu Kelautan bahwa kolaborasi dan kompetensi keilmuan betul-betul dipraktekkan di sini,” kata Aris.
“Ini merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa karena saat ini hampir mencapai 80 persen hasil dari target bersama Pemda Morotai, bahwa studi mereka batas sampai pada empat semester saja, dan alhamdulillah bisa tercapai,” sambungnya.
Baginya, bicara soal pembangunan perikanan maka semua aspek harus ikut terlibat berkolaborasi. Hal itu dimulai dari sisi membangun sumberdaya manusia bahkan daya dukung infrastruktur.
Sehingga pihaknya berharap, mereka yang sudah selesai studi, dapat menjawab tantangan-tantangan di sektor perikanan ke depan.
Pihaknya juga mengimbau kepada lulusan sarjana muda di Maluku Utara yang ingin melanjutkan studi magister, khususnya di Program Studi Magister Ilmu Kelautan tidak perlu merasa khawatir.
“Walaupun spesifik basic keilmuan di luar Ilmu Kelautan, tetapi di sini bisa dibangun kolaborasi dari berbagai bidang ilmu,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, Prodi Magister Ilmu Kelautan Unkhair sekarang memiliki staf pengajar kurang lebih 32 dosen dan semuanya bergelar doktor.
Nantinya para dosen tersebut bakal membimbing dan melakukan proses pendidikan pada setiap mahasiswa yang tergabung di Program Studi Magister Ilmu Kelautan Unkhair.
“Jadi kami berharap kerja sama antara Pemda Morotai terus berjalan demi pengembangan kualitas sumber daya manusia untuk kemajuan daerah. Tidak hanya di Kabupaten Pulau Morotai saja, tetapi kami akan terus membangun kerja sama di sepuluh kabupaten/kota di Maluku Utara,” pungkasnya.
Sekedar diketahui, dari delapan mahasiswa yang didanai Pemda Morotai, hampir semua sudah melewati ujian tesis dan pekan depan nantinya menyusul lagi satu mahasiswa yang melaksanakan ujian tesis. Targetnya pada September nanti mereka sudah bisa mengikuti proses wisuda.