Ternate, HN – Setelah sukses terlaksana di beberapa kota dan kabupaten di Indonesia, Indonesia Book Party akhirnya hadir di Ternate sebagai wahana pesta membaca bagi setiap lapisan masyarakat, dengan tajuk Ternate Book Party.
Pada Sabtu, 15 Juni 2024 menjadi kali pertama dilaksanakannya Ternate Book Party atau ‘babaca buku sambil bacarita di Benteng Oranje‘.
Pada pelaksanaannya, Indonesia Book Party telah berhasil menggaet berbagai kota dan kabupaten di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Malang, Palembang, Lampung, Palu, Tangerang, Serang, Padang, dan lainnya. Kini, Ternate menjadi kota/kabupaten ke-40 yang melaksanakannya.
Melalui siaran persnya disebutkan, Ternate Book Party merupakan komunitas yang inklusif untuk semua kalangan sehingga bisa menjadi wadah bercerita semua jenis buku yang disukai.
Tidak hanya bagi yang suka membaca, tetapi juga membuka tempat untuk mereka yang belum terlalu familiar dengan dunia buku.
Bahkan diharapkan melalui komunitas ini, minat membaca masyarakat Kota Ternate bisa meningkat. Mengenai minat baca masyarakat, dilansir dari Perpusnas, tingkat kegemaran membaca masyarakat Maluku Utara secara keseluruhan masih pada kategori sedang dengan angka 65,9.
Aza, salah satu inisiator Ternate Book Party menyebutkan, komunitas ini merupakan respons dari keresahan para mahasiswa mengenai minat baca buku yang masih dirasa kurang.
“Di samping itu, meskipun telah ada beberapa komunitas yang mencoba untuk menginisiasi lapak baca, tetapi variasi buku-bukunya belum terlalu banyak dan cenderung pada tema tertentu saja,” ucap Aza.
Oleh karena itu, kata dia, dengan Ternate Book Party ini segala jenis buku yang dibaca dari berbagai tema akan diberikan ruang untuk membaca dan saling berdiskusi.
Ternate Book Party diinisiasi oleh tiga mahasiswa yang belajar di Universitas Khairun, yaitu Aza Khiatun Nisa mahasiswa pertukaran di Universitas Khairun yang berasal dari prodi Filsafat Universitas Gadjah Mada, Muhammad Arif Setyono mahasiswa prodi antropologi, dan Nurul Fajri Abdul Kadir mahasiswa prodi sejarah.
“Kami awalnya ngobrol santai, kebetulan kami bertiga suka baca buku dan kadang-kadang sharing di kantin atau taman. Kebetulan kita semua di FIB, jadi sering ketemu,” ucap Nurul.
“Terus suatu hari saat makan siang di kantin kita mendadak punya ide untuk bikin komunitas yang basisnya literasi. Barulah kita mulai rencanakan,” sambungnya.
Nurul menjelaskan, literasi masih dianggap cukup serius sama kebanyakan orang. Padahal tidak seserius itu juga.
“Kan enggak harus maksain diri baca Marxis atau filsafat biar bisa ikut diskusi buku. Jadi PR kita sekarang adalah gimana caranya bikin orang-orang sekitar menganggap baca buku itu kebutuhan, baca buku itu happy, baca novel itu enggak apa-apa, baca buku itu enggak cupu. Nah ternyata setelah kita cari tahu, konsep ini sejalan sama Indonesia Book Party,” jelasnya.
Sementara itu, Aza mengaku, bulan Maret lalu mereka dihubungi tim Indonesia Book Party untuk perizinan pembukaan regional.
“Alhamdulillah bulan Mei akhir kita sudah dikasih izin dan bisa berkegiatan. Ini langkah awal yang sangat baik bagi kita. Di awal kita ajak semua orang untuk suka dan senang baca buku, setelah itu kita bisa inisiasi ide terkait wacana literasi lanjutan,” kata Aza.
Selanjutnya, Arif yang juga merupakan inisiator sekaligus penanggung jawab Ternate Book Party, menyampaikan, “Kami enggak menyangka dengan antusias teman-teman di Ternate. Saat kami oprec (open recruitment) tim banyak sekali yang daftar, angka di luar ekspetaksi.”
Sekarang, kata Arif, ada 15 orang yang tergabung dalam tim Ternate Book Party. Kemudian, saat mereka mengumumkan ke publik tentang kegiatan pertama, setidaknya ada 122 orang yang bergabung dalam grup bookmates.
“Ini angka yang luar biasa, langkah awal yang sangat memotivasi. Semoga cita cita kita bersama bisa tergapai,” ungkapnya.
Siang tadi, pukul 12.00, saat sedang hujan di Benteng Oranje, tim Ternate Book Party tampak sudah mulai mempersiapkan kegiatan. Pukul 14.00 bookmates mulai berkumpul, dan mereka pun merayakan pesta buku tersebut.