Tidore, HN – Pemerintah Kota Tidore Kepulauan, melalui Staf UPTD Pelabuhan Loleo, menyikapi wacana liar melalui platform media sosial terkait dengan informasi tutupnya Pelabuhan Speedboat Loleo, Kecamatan Oba Tengah.
Ruslan Muhammad, Staf UPTD Pelabuhan Loleo, menegaskan bahwa sampai saat ini aktivitas Pelabuhan Loleo tetap berjalan seperti biasanya dan terus melayani rute Loleo – Kota Baru (Ternate), maupun Loleo – Sarimalaha (Tidore).
“Jika ada yang menyebar isu bahwa Pelabuhan Loleo ditutup, sesungguhnya itu tidak benar. Karena sampai sekarang Pelabuhan Loleo masih tetap beroperasi seperti biasa,” kata Ruslan Rabu, 12 Juni 2024.
Ia menjelaskan, meskipun sebelumnya Organda Halmahera Tengah tidak menerima dengan keputusan Pemerintah Daerah Kota Tidore Kepulauan terkait dengan pengaturan trayek penumpang di Loleo. Namun hal itu tidak berpengaruh terhadap aktivitas pelayanan transportasi laut maupun darat di Pelabuhan Loleo.
“Masalah ini kan Organda Halmahera Tengah maunya dalam sehari itu Organda Loleo hanya bisa melayani penumpang untuk tiga speedboat yang masuk. Sisanya itu dilayani oleh Organda Weda, dan sebagai pemerintah kami tidak menyetujui akan hal itu,” ucap Ruslan.
Selain itu, kata dia, untuk aktivitas pelayanan speedboat di Pelabuhan Loleo, dalam sehari terdapat 20 speedboat yang keluar masuk pelabuhan, belum lagi kalau ada jadwal kapal yang masuk, maka jumlah aktivitas speedboat yang keluar masuk itu bisa mencapai 30 speedboat dalam sehari.
“Pelabuhan Loleo ini kan ada dua organda yang melayani aktivitas penumpang, yakni organda Loleo dan Halteng. Untuk bisa berlaku adil, kami dari pemerintah telah menawarkan kalau pembagian penumpang itu dilakukan sistem rolling,” jelasnya.
Artinya, lanjut Ruslan, jika dalam sehari ada 20 speedboat yang masuk, maka Organda Halteng melayani dua speedboat pertama. Sementara, di speedboat ketiga itu dilayani Organda Loleo, begitu dan seterusnya.
Bahkan untuk menghargai banyaknya unit kendaraan dari Organda Halteng, Pemerintah Kota Tidore menambahkan kuota pelayanan kepada Organda Halteng menjadi 3-1 dengan sistem pelayanan berdasarkan jumlah speedboat yang masuk.
“Kami telah membuka ruang bagi mereka untuk melayani penumpang, tetapi mereka (Organda Halteng) masih saja tidak mau menerima keputusan itu. Meski begitu, kami sebagai pemerintah tetap menjalankan sesuai skema yang telah disepakati yakni 2-1 atau 3-1 berdasarkan jumlah speedboat speedboat yang masuk,” sambungnya.
Namun, Ruslan menegaskan, sebagai pemerintah, pihak UPTD Loleo tidak menutup ruang bagi Organda Halteng yang mau melakukan pelayanan angkut muat penumpang di Pelabuhan Loleo. Hanya saja, harus tertib dan taat terhadap skema yang sudah dibuat oleh pemerintah daerah.
“Kita ini sudah berulang kali rapat dengan Organda Loleo, Halteng dan juragan speedboat Loleo, bahkan tadi rapat yang dilakukan juga dihadiri oleh Wakil Wali Kota, Muhammad Sinen didampingi Kapolresta Tidore. Jadi kalau Organda Halteng mau dapat penumpang di Loleo, maka mereka harus ikut skema yang sudah kami buat,” tegasnya.