
Halut, HN – Bupati Halmahera Utara, Ir. Frans Manery memberikan klarifikasinya terkait sebuah video yang viral saat mengejar dan bubarkan massa aksi pakai benda tajam (parang) pada Jumat, 31 Mei 2024.
Frans Manery dalam video berdurasi 4:57 menit itu menjelaskan video viral yang berkaitan dengan pembubaran aksi berawal dari sekelompok pemuda menggelar aksi bertepatan dengan HUT ke-21 Kabupaten Halmahera Utara.
“Sekitar pukul 11:00 WIT mereka melakukan orasi di kantor DPRD dan sudah ditanggapi oleh ketua. Kemudian mereka lanjutkan aksi lagi di kantor Keuangan Daerah. Disana mereka masuk dan mengobok-obok fasilitas kantor dengan membuang keluar alat-alat yang ada di kantor,” katanya.
Setelah itu, kata dia, aksi dilanjutkan ke hotel Marahai Park, namun ditegur oleh pihak keamanan karena bertepatan dengan waktu salat.
“Saat itu kami menganggap bahwa ini sudah tidak terjadi aksi lagi, tiba-tiba sekitar jam 15:40 WIT anak saya telepon dan bilang kalau masa aksi menuju ke rumah, dan kebetulan di rumah ada acara jamuan tamu artis yang diundang,” terangnya.
“Namun hendak menuju rumah, dan baru sampai di penginapan Greenland, masa aksi sudah meletakkan mobil dan berorasi dengan tujuan mengusir para artis untuk tidak membuat acar hiburan disini,” sambungnya.
Ia mengaku, sempat menegur massa aksi untuk kembali (pulang). Namun, katanya, massa aksi tidak hiraukan teguran itu.
“Tapi mereka menantang saya, kata mereka keuangan daerah seperti ini kenapa harus buang-buang uang membawa artis papan atas ke sini. Saya bilang ini kan hiburan dan kaitannya dengan hari ulang tahun tetapi mereka terpaksa mau melakukan orasi sementara saya harus melindungi tamu,” jelasnya.
Menurut Frans, tindakan yang diambil itu bukan atas nama bupati Halmahera Utara, karena tidak memakai atribut.
“Tindakan saya tadi sore itu sebenarnya bukan selaku bupati karena ini di kompleks perumahan dan tidak ada aparat. Ya sudah, kebetulan di mobil ada parang salawaku dan saya usir pakai itu,” pungkasnya.
Diketahui, sebelumnya Ir Frans Manery bikin heboh karena mengejar massa aksi dari GMKI menggunakan parang (benda tajam).
Aksi itu dibuat karena pemerintah mendatangkan beberapa artis di HUT ke-21 Kabupaten Halmahera Utara, yang jatuh pada tanggal 31 Mei 2024. Sementara, menurut mereka, kondisi keuangan daerah sementara lagi defisit. Bahkan, masih banyak masalah yang harus diselesaikan.