Ternate, HN – Gerakan Mahasiswa Pemerhati Sosial (Gamhas) menggelar aksi di depan Kantor Wali Kota Ternate, Maluku Utara, Jumat, 8 Maret 2024, sebagai bentuk merayakan hari perempuan sedunia (Internasional Women’s Day).
Dalam kesempatan itu, Gamhas masih mempersoalkan masalah terkait buruknya penataan pasar Gamalama yang berimbas pada nasib pedagang kaki lima (PKL) di beberapa tahun terakhir.
Gamhas juga mendesak Disperindang Kota Ternate agar lebih serius melakukan penataan pasar yang dinilai buruk.
Komite Gamhas, Fahril mengatakan masalah pasar dan nasib pedagang sudah berulang kali diperjuangkan oleh Gamhas, namun tidak ada progres yang dilakukan pemerintah. Imbasnya pada nasib pedagang yang tidak mendapatkan tempat yang layak.
“Bahkan seringkali pemerintah mendiskriminasi pedagang dan melakukan relokasi dengan cara pilih kasih pedagang,” ucap Fahri.
Ia menilai, pihak Disperindag pernah berjanji secepatnya melakukan penataan pasar sesuai tuntutan Gamhas pada aksi sebelumnya, namun sampai hari tidak direalisasikan.
“Pemerintah hanya janji. Dan kami tetap memperjuangkan hak pedagang hingga mereka menemukan tempat yang layak,” jelasnya.
Sementara itu koordinator aksi, Haryogi Upara menyampaikan, sesuai temuan di lapangan ada sebanyak 32 pedagang pisang yang sering didiskriminasi, bahkan sering diabaikan.
“Jadi kesannya Pemkot dan Disperindag tidak menyediakan tempat yang layak dan juga minim konsep dalam penataan pasar,” pungkasnya.