Tidore, HN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tidore Kepulauan menetapkan sejumlah kategori rawan bencana yang ada di delapan kecamatan.

Kepala BPBD Kota Tidore Kepulauan, Muhammad Abubakar, mengatakan kategori rawan bencana di antaranya banjir, banjir rob, abrasi, longsor, angin puting beliung, dan tsunami.

“Jadi dulunya bencana seperti banjir rob itu tidak terjadi, tetapi sekarang terlihat nyata telah terjadi di pesisir pantai Kelurahan Cobodoe dan Jiko Cobo, Kecamatan Tidore Timur,” kata Muhammad Abubakar, Kamis, 7 Maret 2024.

Ia mengaku, telah membahas bersama Tim Kerja Resiko Bencana (KRB), dan sudah menetapkan beberapa kelurahan sebagai daerah rawan bencana untuk kategori banjir rob dan longsor.

Selain itu, kata dia, sepanjang tiga tahun terkahir siklus perkembangan kondisi cuaca ekstrem cukup signifikan, khususnya di Tidore Kepulauan.

“Tentunya kami selalu menyikapi soal daerah yang rentan berpotensi terjadi bencana, pada tahun 2020 kemarin ada beberapa bencana yang terjadi di wilayah Kota Tidore, yakni banjir bandang, banjir rob, dan longsor,” ucapnya.

Pihaknya sempat berkesimpulan bahwa terjadinya banjir rob itu pada daerah-daerah tertentu saja, Namun, saat itu sudah terjadi dan berdampak di beberapa kelurahan. Seperti di Kelurahan Rum Balibunga, tepatnya di lingkungan Tahua dan Kelurahan Tosa.

“Kami juga harus perbanyak sosialisasi terkait dengan banjir rob, karena rata-rata pemahaman masyarakat di wilayah pesisir beranggapan bahwa itu sudah terjadi tsunami, padahal itu hanya pergeseran lempeng yang terjadi di bawah laut sehingga terjadi kenaikan air laut,” jelasnya.

Ia menambahkan, bencana kategori angin puting beliung biasanya terjadi di Kecamatan Tidore Selatan, di Kelurahan Tomalou, dan Dokiri. Sementara untuk Tidore Utara, tepatnya di Kelurahan Ome, dan Kelurahan Bobo.

Dari beberapa kejadian bencana yang sering terjadi ini masih termasuk dalam wilayah Tidore Pulau, sementara untuk daratan Oba Utara potensi terhadap bencana itu berada di Desa Kusu. Karena secara geografis kedudukannya berada pada ruang terbuka.

“Kemarin baru saja kami lakukan sosialisasi kerawanan bencana yang melibatkan beberapa stakeholder,” pungkasnya.

Bagikan:

Julfikri Ismail

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *