Sofifi, HN – Sebagai bagian dari agenda Sidang ke-36 Gereja Protestan Maluku (GPM) Klasis Ternate, Senin pagi, 26 Februari 2024 dilakukan penanaman anakan pala di lahan milik GPM yang berlokasi di dusun Durian, Kota Tidore Kepulauan.

Lahan seluas 6000 hektare ini diperoleh GPM sebagai hasil tukar guling dengan tanah milik gereja di Soasiu, Tidore, yang pernah dilanda konflik tahun 1999.

Sebab itu, lahan ini merupakan wujud dari ikatan historis GPM dengan Kesultanan Tidore sejak dahulu, dimana sebagian besar Soa Tobaru, merupakan warga gereja GPM.

Penanaman anak pala ini dilakukan oleh Ketua Sinode GPM Pdt. E.T. Maspaitella dan Sekretaris Umum, Pdt. S.I. Sapulette bersama Sultan Tidore, H. Husain Alting Sjah, S.E., M.M.

Menurut Maspaitella, sejak tahun 2021 GPM telah mencanangkan GKM yaitu Gerakan Keluarga Menanam, Gerakan Keluarga Melaut, dan Gerakan Keluarga Memasarkan hasil produksi ekonomi.

Aksi penanaman pala ini adalah bentuk nyata dari Gerakan Keluarga Menanam, khusus tanaman khas daerah, seperti pala dan cengkih serta aneka buah-buah khas Maluku dan Maluku Utara.

GKM dalam dimensi keluarga menanam bertujuan pula untuk melindungi tanah-tanah milik keluarga sebagai satuan tanah di dalam satu negeri/desa. Hal itu dapat menolong proses perlindungan atas lahan dan juga advokasi lingkungan dengan menggalakan penanaman tanaman endemik atau potensi unggulan daerah.

Dalam kesempatan itu, Sultan Tidore, H. Husein Alting Sjah, berterima kasih kepada GPM sebab telah hadir di wilayah Kesultanan Tidore, sebagaimana sediakala dan terus mendorong proses pembangunan serta pemberdayaan masyarakat.

Sultan berharap, gerakan keluarga menanam ini memberi inspirasi kepada warga masyarakat di Kesultanan Tidore untuk terus mengembangkan aktivitas ekonomi dan menata jaringan pemasaran sehingga sinergis dengan langkah yang ditempuh GPM.

Sebagai Sultan, ia pun berharap langkah GPM ini didukung pemerintah Kota Tidore Kepulauan dan Provinsi Maluku Utara, termasuk penyediaan jalan akses masuk ke lokasi tersebut.

Pala Sebagai Pohon Perdamaian

Sebagai pulau penghasil cengkih dan pala, Maluku Utara adalah pulau rempah yang kaya. Pada kesempatan itu Sultan menyebut bahwa pala adalah pohon perdamaian dan simbol persaudaraan.

Ia meminta agar dengan menanam pala di sini, GPM terus memainkan peran untuk menjaga perdamaian dan persaudaraan di Maluku Utara, sebab selama ini GPM sudah berbuat banyak untuk hal itu.

“Semoga dengan GPM hadir lagi di Kepulauan Tidore, maka suasana kehidupan yang terbina sejak dahulu itu akan semakin diperkokoh. Warga Soa Tobaru dan beberapa kelompok suku lain di Kesultanan Tidore itu dahulu adalah warga GPM,” tegasnya.

Merespons refleksi Sultan itu, Maspaitella menegaskan bahwa sebagai Gereja Orang Basudara, GPM menjadikan perdamaian dan persaudaraan sebagai sumber kekuatan membangun masyarakat yang berkualitas, termasuk kualitas berteologi dalam konteks masyarakat majemuk di Maluku dan Maluku Utara serta Indonesia dan dunia.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *