Tidore, HN – Pemerintah Kota Tidore Kepulauan membentuk Satuan Tugas (Satgas) pangan untuk mengendalikan inflasi di daerah. Upaya mengendalikan inflasi ini dibahas dalam rapat koordinasi mingguan yang berlangsung secara virtual di ruang rapat sekretaris daerah, Senin, 15 Januari 2024.

Rapat koordinasi mingguan itu dipimpin oleh Irjen Kemendagri  Tomsi Tohir yang diikuti oleh seluruh kepala daerah maupun Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) se-Indonesia.

Asisten Sekretaris Daerah (Sekda) Bidang Perekonomian dan Pembangunan Taher Husain, mengatakan kepada Tim TPID maupun OPD terkait agar terus melakukan peninjauan terhadap petani maupun ASN yang telah menerima bibit cabai pada tahun 2023 lalu.

“Sehingga kita bisa melihat perkembangan setelah bibit diserahkan kepada petani maupun ASN itu sendiri,” kata Taher, Senin, 15 Januari 2024.

Taher menegaskan, satgas pangan yang dibentuk ini bertujuan supaya bisa secara intens mengontrol perkembangan harga pangan di Kota Tidore,

“Saat ini telah dibentuk satgas pangan sehingga dalam waktu dekat kita akan melakukan rakor satgas pangan, hal tersebut dilakukan sehingga harga pangan di Kota Tidore mampu terkontrol dengan baik,” ucapnya.

Selain itu, Irjen Kemendagri Tomsi Tohir,  mengatakan rapat koordinasi pengendalian inflasi pada minggu kedua Januari ini lebih difokuskan kepada kenaikan harga serta proses mengantisipasinya.

“Pada Indeks Perkembangan Harga (IPH) bahan pangan di minggu kedua Januari ini, ada tiga komoditas yang naik dibanding minggu lalu, yakni bawang merah, bawang putih, dan daging ayam ras. Kita harus fokus mengatasi kenaikan harga tiga komoditas tersebut,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Statistik Harga Badan Pusat Statistik (BPS) Windhiarso Putranto menyampaikan inflasi bulan Januari selalu dominan disebabkan oleh inflasi komponen harga yang bergejolak.

“Secara nasional, jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan IPH turun sebesar 9 persen poin. Wilayah dengan persentase penurunan terbesar secara berturut-turut adalah Pulau Jawa (16,85 persen poin), Pulau Sumatera (-13.08 persen poin), dan luar Pulau Jawa dan Sumatera (-4,48 persen poin),” paparnya.

Ia menyebutkan, komoditas cabai rawit masih mengalami fluktuasi harga yang cukup signifikan hingga minggu kedua Januari ini.

“Fluktuasi harga komoditas tersebut terjadi di 156 kabupaten/kota seluruh Indonesia,” pungkasnya.

Bagikan:

Julfikri Ismail

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *