Ternate, HN – Tumpukan sampah di Kota Ternate, Maluku Utara, terlihat di sejumlah titik, salah satunya terpantau di Pasar Higienis, Kelurahan Gamalama, Kota Ternate. Sampah tersebut belum diangkut sejak empat hari lalu.

Mus, seorang warga di Kelurahan Jati mengatakan, ia heran dengan cara kerja Pemerintah Kota Ternate. Masalah sampah seolah tak pernah habis.

“Belum lama ini, sampah mengalir dari barangka (kali mati) dan menumpuk di laut. Selama ini sebenarnya (Pemkot Ternate) urus apa,” ucap Mus, Senin, 8 Januari 2024.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ternate, Tonny S. Pontoh, mengungkapkan pengangkutan sampah memang sempat terhambat karena adanya peralihan pola kerja sama untuk kebutuhan BBM angkutan sampah.

Menurutnya, BBM angkutan sampah pada tahun 2023 menggunakan dexlite. Sementara tahun 2024 mulai menggunakan BBM subsidi jenis solar. Pengalihan dari dexlite ke solar adalah langkah penghematan. Sebab harga dexlite di dua tahun terakhir mengalami kenaikan.

“Jadi sekarang kita sudah mulai beralih ke subsidi BBM jenis Solar, itu dikuatkan dengan Perpres Nomor 191 Tahun 2014, bahwa angkutan sampah bisa masuk ke BBM subsidi (solar),” kata Tonny.

Ia menjelaskan, peralihan ini butuh proses, butuh koordinasi dengan beberapa pihak, termasuk Pertamina dan pihak ketiga, sehingga armada angkutan sampah tidak perlu lagi masuk mengantre BBM di Pertamina ataupun SPBU. Pihak ketiga yang dimaksud di sini adalah PT Siantan.

Skemanya, lanjut dia, BBM jenis solar masuk ke PT Siantan, kemudian angkutan sampah dari DLH masuk mengambil. Setiap angkutan sampah yang masuk mengambil BBM di PT Siantan harus dilengkapi dengan barcode. Jika tidak, maka tidak bisa mengambil BBM. Barcode ini diawasi oleh pemerintah pusat.

“Jadi nanti angkutan sampah langsung ke Siantan. Tapi ada syarat-syarat yang harus dipenuhi,” ungkap Tonny.

Selain itu, setiap kendaraan/pengendara angkutan sampah juga harus dilengkapi dengan STNK, KTP, dan foto mobil. Itu agar bisa terdeteksi bahwa mobil yang masuk mengambil BBM Subsidi jenis solar di PT Siantan adalah benar-benar mobil dari DLH Kota Ternate.

“Sekarang harus ada barcode, kalau dulu kan kita cuma pakai bon, sekarang kita sudah pakai barcode, yang itu diawasi langsung oleh pemerintah pusat,” jelasnya.

Ia menambahkan, proses pengalihan penggunaan jenis BBM angkutan sampah ini sudah tuntas diurus. Sehingga layanan pengangkutan sampah akan dilakukan secara normal. DLH secara bertahap mengangkut sampah yang sempat tertumpuk di beberapa wilayah.

“Hari ini kita selesaikan sampah yang menumpuk,” ujarnya.

Tonny juga meminta maaf kepada masyarakat yang merasa terganggu dengan adanya tumpukan sampah.

“Kami mohon maaf ke masyarakat kalau sempat terjadi keterlambatan pengangkutan sampah,” pungkasnya.

Bagikan:

Iksan Muhamad

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *