Ternate, HN – Pemerintah Kota Ternate melalui Dinas Kesehatan mengeluarkan rilis terkait adanya kasus baru penyakit Pneumonia ‘misterius’ yang sebelumnya melanda anak-anak di China kini telah terdeteksi di Indonesia.

Berdasarkan laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), terdeteksi adanya peningkatan kasus pneumonia pada anak. Peningkatan kasus ini mencapai 40 persen di Tiongkok Utara, dicurigai disebabkan oleh bakteri mycoplasma pneumonia.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Ternate, dr. Fathiyah Suma, mengaku telah menerima edaran dari Kemenkes RI tentang terkait kewaspadaan munculnya kasus baru mycoplasma pneumonia di Indonesia.

“Untuk itu dengan adanya edaran tersebut kami ambil langkah cepat melakukan pencegahan melalui sosialisasi pada tiap-tiap Puskesmas di Kota Ternate,” kata Fathiyah, Rabu 6 Desember 2023.

“Saya berharap kepada masyarakat agar tetap waspada jaga kesehatan, mari kita bekerja sama untuk melakukan pencegahan,” pungkasnya.

Bukan Penyakit Baru

Sementara itu, dilansir dari DetikHealth, Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) melaporkan terdapat enam kasus mycoplasma pneumonia yang teridentifikasi sejak Oktober 2023. Infeksi mycoplasma ini disebut-sebut menjadi pemicu penyakit pernapasan yang terjadi di China.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, dr Maxi Rein Rondonuwu, mengungkapkan bahwa mycoplasma pneumonia adalah jenis bakteri yang sudah ada sejak lama, bukan penyakit baru seperti COVID-19 yang ditemukan di 2019.

“Sebelum COVID-19 itu incidence-nya 8,5 persen. Jadi, penyakit ini sudah lama ada. Cuma, memang di China itu sedang naik,” papar dr Maxi dalam konferensi pers daring, Rabu, 6 Desember 2023.

Maxi menjabarkan, 6 kasus yang terdeteksi di Jakarta merupakan pasien anak dengan rentang usia 3 hingga 12 tahun. Pasien mengalami gejala batuk, hidung beringus, sakit kepala, hingga sesak ringan.

Dokter spesialis anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr Nastiti Kaswandani, SpA(K), menjelaskan dari segi karakteristik kondisi pasien yang terinfeksi mycoplasma cenderung lebih ringan dibandingkan pneumonia biasa atau pneumonia tipikal.

“Gejala sesaknya sangat jarang dibandingkan dengan pneumonia pada umumnya. Makanya perawatan di rumah sakit juga sangat jarang dan kematiannya juga lebih jarang,” kata dr Nastiti.

Di samping itu, pneumonia yang disebabkan oleh bakteri mycoplasma bisa diobati. Golongan obat yang umum dipakai untuk mengatasi infeksi pernapasan efektif mengatasi mycoplasma pneumonia juga sudah tersedia di Indonesia.

“Obat utama untuk pneumonia tersedia di Indonesia sudah lama karena memang penyakitnya bukan penyakit baru,” tandas dr Nastiti.

Bagikan:

Julfikri Ismail

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *