Ternate, HN – Gerakan Mahasiswa Pemerhati Sosial (Gamhas) kembali menggelar aksi unjuk rasa pada Senin, 27 November 2023. Aksi ini terkait penataan pasar yang tidak sesuai dengan harapan para pedagang.

Aksi yang digelar di depan Kantor Wali Kota Ternate ini sempat ricuh saat massa mencoba menerobos masuk di halaman kantor. Kericuhan bermula ketika seorang anggota Satpol PP yang tak diketahui identitasnya memukul wajah salah satu massa aksi.

“Saya buka pintu masuk, tujuannya mau sampaikan orasi di dalam, tapi dia datang langsung pukul saya pe (punya) muka. Saya kenal dia, tapi dia sudah masuk di dalam kantor,” kata massa aksi tersebut.

Sementara itu, Koordinator aksi Gamhas, Baskara H. Abdullah menegaskan masalah pasar sejauh ini tidak bisa diselesaikan oleh Pemerintah Kota Ternate, terutama terkait penataan dan tempat jualan yang layak bagi pedagang.

“Dari masalah ini, banyak pedagang yang mengeluh tempat jualan. Sebab sudah setahun, setelah pedagang direlokasi dari belakang Jatiland Mall ke Bahari Berkesan 3, namun bukan menjadi tempat yang layak untuk berjualan,” kata Baskara.

Selain penataan pasar, Gamhas menemukan adanya pembayaran retribusi pasar yang tidak sesuai. Ia menjelaskan, bisanya pedagang membayar retribusi dalam sehari senilai Rp 5 ribu sampai Rp 27 ribu.

“Pembayaran retribusi itu saat dimintai keterangan, pedagang mengaku hanya ikut membayar, namun tidak mengetahui maksud dari pembayaran retribusi itu,” ungkapnya.

Ia lantas meminta pemerintah kota untuk serius melakukan penataan pasar dan menempatkan pedagang di tempat yang baik.

“Kami juga ingin segera wujudkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6 Tahun 2023. Berikan tempat yang layak, kemudian stop intimidasi pedagang. Selain itu, Wali Kota Ternate harus evaluasi kinerja Kepala Dinas Perindag,” pungkasnya.

Bagikan:

Iksan Muhamad

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *