
Ternate, HN – NLR Indonesia bersama Kantor Berita Radio (KBR) dan Universitas Khairun (Unkhair) serta Poltekkes Kemenkes, Kota Ternate, Maluku Utara melakukan kegiatan SUKA Goes To Campus dengan tema, “Aksi Nyata Mahasiswa untuk Kusta” di Aula Nuku Unkhair pada Rabu, 8 November 2023.
Kegiatan tersebut tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan warga kampus dan mendorong aksi nyata, khususnya mahasiswa ilmu kesehatan tentang penyakit tropis terabaikan, salah satunya adalah kusta.

Manajer Inklusi dan Disabilitas, Angga Yanuar mengatakan, angka prevalensi penyakit kusta di Kota Ternate, Maluku Utara tercatat 3,74 persen per 10.000 penduduk.
Menurutnya, angka kumulatif kasus kusta di Kota Ternate hingga 2022 adalah sebanyak 91 kasus, sedangkan angka kasus baru pada tahun 2022 sebanyak 78 kasus dan 8 di antaranya adalah anak-anak.
“Selain pengetahuan publik yang minim tentang penyakit menular ini, minat terhadap penyakit kusta di kalangan mahasiswa ilmu kesehatan tidak setinggi minat terhadap penyakit lainnya,” kata Angga.
Ia menambahkan, peran akademisi di kampus merupakan salah satu unsur penting untuk mendukung Indonesia bebas kusta.
Partisipasi dunia kampus, kata dia, yang juga sebagai agent of change dan perubahan sangat utama dalam mengatasi gap informasi kesehatan yang valid dan meningkatkan motivasi generasi muda dalam keterlibatannya pada isu kusta.
“Diharapkan mahasiswa dan cendekiawan serta penggerak perubahan agar ke arah yang lebih baik untuk dapat meningkatkan motivasi dan memberikan sumbangsih pada penanganan kusta di Indonesia melalui pengetahuan, penelitian, pengabdian, serta pengembangan pada isu kusta yang komprehensif dan inovatif di era digital,” ujarnya
Sekretaris Dinas Kesehatan Maluku Utara, Muhammad Isa Tauda, menjelaskan sesuai data, Maluku Utara tahun 2023 pada semester satu, progres capaian program kusta berada pada nomor dua secara nasional dan angka preferensinya masih tinggi, walaupun yang mengalami kusta masih sedikit.
“Kita punya penemuan kasus yang ditandai dengan aktivitas, baik di layanan kesehatan maupun di tempat lain. Penemuan kasus baru ini mulai tahun 2018-2023 itu stagnan, atau tidak pernah berkurang. Jadi kusta ini masih jadi masalah,” ucap Muhammad Isa Tauda.
Ia mengaku, di sepuluh kabupaten kota, Pulau Morotai lebih tinggi kasus kusta, yakni di angka 15,7 persen, disusul Halmahera Tengah 13,8 persen kemudian disusul Haltim dan lainnya,” jelasnya.
Sementara itu, Menteri Pengabdian Masyarakat BEM Fakultas Kedokteran Unkhair, M.Q Akbar Arifin menambahkan, sebagai mahasiswa tentu penting untuk memiliki tugas mengontrol perubahan dan sosial, kemudian melibatkan diri secara aktif di tengah masyarakat.
“Kegiatan mahasiswa melawan kusta di antaranya memberikan edukasi kusta ke masyarakat melalui media sosial, sosialisasi, kemudian membentuk desa binaan,” katanya.
Ia mengaku, penyakit kusta adalah penyakit tertua di dunia, dan Indonesia khususnya Maluku Utara juga menjadi daerah paling tinggi penyebaran dan penularan kusta.
“Jadi tujuan mendekati masyarakat secara nyata di lapangan itu agar bisa mengontrol langsung di lapangan tentang melawan kusta,” pungkasnya.