Ternate, HN – Plt Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Ake Gaale Ternate, Maluku Utara, Muhammad Syafei, mengaku sejumlah kelurahan di Ternate belum terdistribusi air bersih secara maksimal.

Pernyataan itu menanggapi aksi demonstrasi yang disampaikan Gerakan Mahasiswa Pemerhati Sosial (Gamhas) terkait masalah air bersih di sejumlah kelurahan beberapa waktu lalu.

“Sementara ini baru ada dua yang Perumda Ake Gaale Ternate kembangkan jaringannya, seperti di Kelurahan Tabona puncak RT 013 dan Kelurahan Gambesi RT 07. Itu kita baru kembangkan jaringan ke sana,”ucap Syafei, Senin, 23 Oktober 2023.

Ia menyebutkan, pihaknya tetap mengukur kemampuan produksi air yang terbatas di Perumda Ake Gaale Ternate.

“Itu yang kita harus hitung-hitungan. Saat ini kita juga selesai bor sumur di Kelurahan Fitu. Tapi masih ada kendala tambah jaringan listrik dan dari PLN masih menambah gardu baru sesuai kapasitas, kita masih menunggu,” katanya.

Ia menambahkan, dalam waktu dekat diharapkan ada kabar atau informasi dari PLN terkait penambahan daya listrik, sehingga bisa memperbaiki atau menyalurkan air di titik-titik tertentu.

“Intinya seperti itu. Kita tidak henti untuk melihat yang mana dengan keterbatasan anggaran, misalnya kita bangun sumur agar bisa melayani daerah-daerah yang kurang mendapatkan air bersih,” ujarnya.

“Jadi kalau bilang Perumda Ake Gaale Ternate tidak peduli, di mana tidak pedulinya? Hanya memang keterbatasan penambahan daya listrik. Kalau bilang mengalir tetap air mengalir,” pungkasnya.

Sebelumnya, Gamhas menuntut agar Perumda Ake Gaale lebih maksimal melakukan pelayanan air bersih.

Dalam aksi itu, Gamhas membeberkan data sejumlah titik yang belum merasakan air bersih, di antaranya Foramadiahi (RT 01, 04, 05, 07, 08), Kalumata (RT 19), Tanah Tinggi Barat lingkungan Jerbus (RT 04, 05, 06), Sasa Puncak RT 01, dan Kelurahan Tubo.

“Kami menilai distribusi air oleh Perumda Ake Gaale tidak tepat sasaran. Misalnya di Kalumata, warga terpaksa harus menunggu hingga malam untuk menampung air. Kemudian, Kelurahan Sasa, RT 01, dan Tubo Puncak, sampai sejauh ini belum mendapatkan jalur (pipa) air oleh Perumda Ake Gaale,” ucap koordinator aksi, Baskara H. Abdullah.

“Sehingga masyarakat harus membeli air profil dengan harga Rp 60.000 – Rp 120.000 per profil. Ini menyebabkan pengeluaran masyarakat makin bertambah, karena satu profil dengan harganya Rp 60.000 ribu dalam pemakaian untuk kebutuhan masyarakat hanya berkisar tiga hari dalam seminggu,” pungkas Baskara.

Bagikan:

Iksan Muhamad

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *