
Ternate, HN – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Ternate menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah pihak pada Selasa, 22 Agustus 2023.
Rakor dengan tema “Sinergi dan Kolaborasi Mengatasi Dampak El Nino dengan Mengoptimalkan Potensi dan Sumberdaya Pangan Lokal” itu bertujuan menekan lajunya inflasi Kota Ternate.

Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman, mengatakan tingkat inflasi yang tinggi akan mengakibatkan daya beli masyarakat menjadi menurun terhadap barang atau jasa yang dibutuhkan, laju inflasi yang tinggi juga akan memberikan dampak terhadap peningkatan kemiskinan.
“Sehingga ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh pemerintah guna pengendalian inflasi dan untuk mencapai target sasaran inflasi sebesar 3 persen dengan deviasi sebesar 1 persen, ini sesuai dengan PMK Nomor 101/PMK.010/21 tentang sasaran inflasi tahun 2022 sampai dengan tahun 2024, hal Ini tentu perlu dukungan komitmen yang kuat dari semua pihak,” ucap Tauhid.
Menurut dia, secara umum, tantangan utama pengendalian inflasi di Kota Ternate yang wilayahnya didominasi perairan adalah ketergantungan yang sangat tinggi terhadap pasokan komoditas pangan dan komoditas lainnya dari luar Kota Ternate.
“Walau bukan pusat penghasil beras dan jagung, Kota Ternate, kaya akan sumber pangan lokal seperti sagu, ubi, singkong, pisang, sukun dan lain-lain yang sudah memadai dalam memenuhi pangan pokok masyarakat. Artinya, pemanfaatan dan pengembangan potensi pangan lokal dapat mengurangi ketergantungan pasokan pangan dari luar, sehingga dapat memperkuat ketahanan pangan dan guna mengantisipasi dampak El Nino,” katanya.
Ia menjelaskan, untuk mengantisipasi dampak El Nino, perlu kecintaan terhadap pangan lokal. Saat ini juga, Pemkot mendorong kampanye stop boros pangan untuk menyadarkan seluruh lapisan masyarakat bahwa pangan yang terbuang sia-sia tidak hanya berdampak pada kondisi ketahanan pangan, tapi juga pada perekonomian dan lingkungan hidup.
Ia berharap, untuk menjaga stabilisasi harga pangan, TPID harus fokus antisipasi peningkatan inflasi yang mengacu pada framework 4K, yakni gerakan menanam bersama Kabupaten Bima yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat, sidak ke pasar dan distributor, kelancaran distribusi TPID bersama KSOP, serta konsisten melakukan kampanye bijak melalui berbagai kanal komunikasi.
“Saya berharap ini akan menghasilkan langkah-langkah sinergis dan kolaboratif yang konkret, yang segera bisa dilaksanakan, dan segera tampak hasilnya guna memastikan inflasi ke dalam rentang target sasaran tahun 2023,” ujarnya.
Sementara Ketua TPID Kota Ternate, Jusuf Sunya, menambahkan, pada Juli 2023 Kota Ternate mengalami inflasi tahunan atau year on year (yoy) sebesar 3,79 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,21.
Per Juli 2023 Kota Ternate masih alami inflasi bulanan sebesar 0,30 persen (mtm) yang merupakan inflasi tertinggi kedua selama tahun 2023. Jika dihitung dari Januari, maka inflasi pada bulan Juli tertinggi kedua setelah bulan Februari, yakni sebesar 1,85 persen.
“Pada Juli 2023, terdapat dua kelompok yang mengalami inflasi dan terhitung tinggi, yaitu kelompok transportasi dan kelompok pendidikan, sekarang di tahun ajaran baru terjadi kenaikan biaya pendidikan di beberapa sekolah, khususnya SMA. Inflasi ini juga dipengaruhi oleh kenaikan harga tarif angkutan laut, bahan bakar rumah tangga, angkutan udara dan cabai rawit,” paparnya.
Menurutnya, untuk mengantisipasi El Nino Juga dilakukan dengan meningkatkan monitoring, pengawasan, serta integrasi pemetaan dan penguatan data pangan untuk menjaga rantai pasok pangan, sehingga mempercepat pengambilan kebijakan stabilitas stok dan harga.