Ternate, HN – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Ternate melaksanakan pelatihan bertajuk Digital Security for Journalis pada 22 hingga 23 Juni 2023 di Selter AJI Kota Ternate.

Pelatihan ini akan diikuti sekira 15 jurnalis dari berbagai media. Namun, dikhususkan untuk anggota AJI.

Ketua AJI Kota Ternate, Ikram Salim, mengatakan era ini, teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari yang memiliki “dua wajah”, yakni mempermudah aktivitas dan kerja-kerja dalam kehidupan, di sisi yang lain dapat mencelakai kehidupan.

Tak bisa dipungkiri, perangkat teknologi saat ini tengah menjadi ‘nyawa kedua’. Misal ponsel dan laptop yang juga memiliki peran penting memudahkan hidup, namun di sisi lain ada berbagai kerentanan untuk diri sendiri.

“Bahkan jurnalis di era ini, tidak terlepas dari teknologi. Sebab itu, AJI Kota Ternate mengadakan pelatihan ini dan didukung sepenuhnya oleh AJI Indonesia. Kebetulan, Faris Bobero, Sekretaris AJI Ternate menjadi trainer-nya, karena ia telah mengikuti Training of Trainer di Jakarta bulan kemarin,” kata Ikram.

Riset SAFEnet yang dirangkum Bidang Internet AJI Indonesia dalam Laporan dan Situasi Kekerasan Digital 2022 menyebutkan, ada tujuh daerah yang mengalami kekerasan digital, yakni Medan, Jakarta, Pontianak, Banjarmasin, Mataram, Ambon, Kendari.

Bidang Internet AJI Indonesia dalam Laporan dan Situasi Kekerasan Digital 2022 mengatakan, kasus kekerasan ada 61 kasus dengan 97 korban. Tahun sebelumnya 43 kasus.

Jenis kekerasan berupa serangan digital 15 kasus, kekerasan fisik dan perusakan alat kerja 20 kasus, kekerasan verbal 10 kasus, kekerasan berbasis gender 3 kasus, penangkapan dan pelaporan pidana 5 kasus, penyensoran 8 kasus.

Pelakunya ada aktor negara, oknum polisi (15 kasus), aparat pemerintah (7 kasus), TNI (2 kasus). Non-negara seperti ormas (4 kasus), parpol (1 kasus), perusahaan (96 kasus), warga (9 kasus), 17 kasus belum teridentifikasi.

“Di Maluku Utara, tidak sedikit kasus ancaman digitalisasi yang terjadi pada warga umumnya maupun jurnalis. Tentu kasus kejahatan digital sudah terjadi dari tahun-tahun sebelumnya, seperti penipuan online, kasus dengan modus pacaran lalu berkomunikasi lewat gawai, meminta foto hingga video syur hingga berujung pada ancaman. Hal ini bahkan terjadi pada jurnalis.”

Sementara itu, Faris Bobero mengatakan, saat pelatihan, peserta akan mengenali jenis serangan digital berupa Malware, Phishing, Hacking, Doxing, Impersonating, Online Harassment, hingga Kekerasan Berbasis Gender secara Online.

Faris menyebutkan, serangan digital sibernya sudah terjadi masif di Maluku Utara. Sayangnya, AJI Kota Ternate belum memiliki data terkait kasus kekerasan digital. Sebab itu, pelatihan ini, menurutnya sangatlah penting untuk bekal bagi jurnalis.

Ia berharap, setelah pelatihan ini, akan dibuka untuk umum.

“Berikutnya, AJI Kota Ternate akan memprioritaskan pelatihan ini untuk jurnalis kampus,” kata Faris.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *