
Halsel, HN – Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara pada Kamis, 25 Mei 2023 lalu, menggelar kegiatan bertajuk Diseminasi Revitalisasi Bahasa Makian Dalam di Aula Kantor Kecamatan Makian, Halmahera Selatan.
Kegiatan yang diikuti Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini bertujuan untuk menyosialisasikan pelestarian bahasa daerah pada ranah keluarga dan komunitas.
Peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 25 orang yang berasal dari 15 desa, yaitu Desa Suma, Desa Ploly, Desa Dauri, Desa Gurua, Desa Wailoa, Desa Waigitang, Desa Kyowor, Desa Gitang, Desa Dalam, Desa Gorup, Desa Walo (Desa Kota), Desa Sangapati, Desa Matantengin, Desa Waikyon, dan Desa Rabutdaiyo.
Camat Pulau Makian, Ahmad Wahab, dalam sambutannya mengaku sangat mengapresiasi program yang dilaksanakan oleh Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara di tahun 2023 mengenai revitalisasi bahasa Makian Dalam (Makian Timur).
“Penutur bahasa Makian Dalam harus bangga dengan bahasanya sendiri,” kata Ahmad.
“Materi yang diberikan dalam kegiatan diseminasi ini ada tiga, yaitu Karakteristik Bahasa Makian Dalam dan Wilayah Tuturannya, Sosialisasi Revitalisasi Bahasa Daerah Tahun 2023 dan Implementasi Bahasa Makian Dalam pada Ranah Keluarga dan Komunitas,” sambungnya.
Ahmad menjelaskan, bahasa Makian Dalam dibedakan atas beberapa dialek, yaitu dialek Ngofagita, Ngofakiaha, Samsuma, Peleri, Tahane, Mailoa, dan Soma. Ketujuh dialek tersebut merupakan sumber kekayaan budaya masyarakat Makian Dalam.
“Perbedaan dialek itu tidak menjadi penghalang para penuturnya untuk berkomunikasi satu sama lain,” jelasnya.
Damaz Aristy Sisvareza, pemateri dalam kesempatan itu menambahkan, bahwa program revitalisasi bahasa daerah di Maluku Utara menggunakan pendekatan Model C. Sasarannya ditujukan untuk komunitas, keluarga/individu, dan sekolah.
“Melalui revitalisasi ini, penutur muda diharapkan dapat menjadi penutur aktif bahasa daerah dan pada gilirannya memiliki kemauan untuk mempelajari bahasa daerah dengan penuh suka cita,” ujarnya.
Sementara Hamid Hi. Madu, pemateri lainnya menyampaikan, bahwa implementasi bahasa Makian Dalam pada ranah komunitas dapat dilakukan melalui kegiatan seperti khutbah Jumat, pernikahan, kasidah, dan rapat.
“Selain itu, implementasi bahasa Makian Dalam pada ranah keluarga dapat dilakukan dengan pembiasaan berbicara atau bercerita dalam bahasa Makian Dalam, pengajaran bahasa daerah kepada anak-anak di rumah, dan pembiasaan berbahasa daerah dalam pertemuan keluarga besar,” ujarnya.
Dalam kegiatan ini, kata dia, para peserta pun diminta untuk mengisi lembar target pengimbasan revitalisasi bahasa Makian Dalam kepada rekan sejawat di lingkungannya masing-masing untuk memasifkan pelaksanaan revitalisasi bahasa Makian Dalam.
“Lembar target pengimbasan itu meliputi jumlah pengajar dan jumlah penutur. Jumlah pengajar yang menjadi target pengimbasan sebanyak 692 orang dan jumlah penutur yang menjadi target pengimbasan sebanyak 893 orang. Semoga dengan program revitalisasi ini, kelangsungan hidup bahasa Makian Dalam tetap terjaga,” pungkasnya.