
Ternate, HN – Proses lelang penggunaan Gedung Plaza Gamalama Modern, Kota Ternate, Maluku Utara, masih belum membuahkan hasil karena harganya dinilai terlalu tinggi atau mahal.
“Saya rasa pihak panitia lelang yang berada di (bagian) Aset ini kerja lambat. Sebab, ketika appraisal itu melakukan penilaian dan nilai yang ditetapkan untuk per tahun Rp 6 miliar lebih dibayar oleh penyewa itu dianggap terlalu besar, maka sebaiknya dihitung baik-baik dulu,” ucap Kepala Bappelitbangda Kota Ternate, Rizal Marsaoly , Senin, 8 Mei 2023.

Ia mengaku, mestinya yang dilihat oleh para panitia lelang sebelum melakukan pelelangan gedung adalah usaha apa yang ditargetkan ketika gedung dipakai penyewa.
“Kalau hari ini panitia tetapkan hanya Rp 600 juta, pasti sudah jadi rebutan pihak penyewa. Jadi sebaiknya dibicarakan kembali soal harganya,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Lelang Plaza Gamalama, Salim Albaar, mengaku status pengguna Plaza Gamalama yang awalnya menjadi tanggung jawab pihak sekretariat daerah, kini telah diserahkan ke Dinas Perindag Ternate.
“Jadi penyerahan ke Disperindag itu hari Jumat tanggal 5 kemarin. Insyaallah dalam waktu dekat, pembentukan tim sudah dilakukan oleh mereka, kemudian bisa langsung mencari peminat untuk fungsikan gedung itu. Jadi saat ini pengelolaan ada di Perindag,” ucapnya.
Ia menjelaskan, semenjak dibuka lelang gedung, hingga saat ini tidak ada peminat yang mendaftar. Padahal sudah dilakukan penawaran ke sejumlah pengusaha besar, baik di Maluku Utara maupun di luar, namun hasilnya masih sama.
“Jadi kita putuskan agar gedung ini dikelola langsung oleh dinas teknis, enteh sistem lelangnya seperti apa, itu sudah dikembalikan ke mereka,” ujarnya.
Sementara untuk nilai investasi, kata dia, besar nilai yang ditentukan panitia awal memang sebesar Rp 6 miliar lebih per tahun. Namun, selanjutnya nanti pihak Disperindag yang menentukan.
“Ini kan ditargetkan yang fungsikan gedung itu para usaha kecil, jadi nanti dilelang per los atau ruko. Untuk nilainya nanti Disperindag yang atur,” pungkasnya.