Ternate, HN – Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara menggelar Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) terkait revitalisasi lima bahasa daerah di Maluku Utara.
Diskusi ini sebagai upaya menyiapkan silabus dan materi pembelajaran berjenjang berupa materi praktisi terkait metode, teknik, dan media pembelajaran bahasa daerah.
Kepala Kantor Bahasa Maluku Utara, Dr. Arie Andrasyah Isa, mengatakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi telah meluncurkan program merdeka belajar Edisi ke-17 terkait revitalisasi bahasa daerah di dua belas provinsi pada tanggal 22 Februari 2022.
Dalam peluncurannya, Maluku Utara termasuk salah satu provinsi yang menjadi target program tersebut.
“Kantor Bahasa Malut pada tahun 2022 telah merevitalisasi empat bahasa daerah, yaitu bahasa Ternate, Tobelo, Makian, dan bahasa Sula. Kemudian tahun 2023 ini ditambahkan satu bahasa daerah lain, yakni bahasa Sahu di Kabupaten Halmahera Barat,” kata Arie, Rabu, 8 Maret 2023.
Ia menambahkan, dalam pelaksanaan kegiatan revitalisasi bahasa daerah ini juga dibutuhkan serangkaian kegiatan agar dapat berjalan lancar dan sesuai target yang diinginkan.
“Salah satu dari rangkaian kegiatan revitalisasi itu adalah DKT ini,” jelasnya.
Selain itu, kegiatan DKT ini juga akan dijadikan sebagai media untuk menyusun kriteria penilaian di setaiap jenis mata lomba Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) di tingkat kabupaten/kota.
Sementara itu, Ketua Panitia Diskusi, Damaz Aristy Sisvareza, menambahkan kegiatan DKT ini akan digelar selama tiga hari. Hal ini bagian dari kelanjutkan kegiatan sebelumnya, yakni rapat koordinasi revitalisasi bahasa daerah di Maluku Utara.
“Jadi yang dilibatkan itu para akademisi, budayawan, dan para penyusun kurikulum, pakar bahasa daerah, dinas pendidikan untuk menyiapkan modul pembelajaran bahasa daerah di setiap sekolah di kabupaten/kota,” paparnya.
Meski begitu, lanjut dia, kegiatan seperti ini tidak hanya dilaksanakan dalam tiga hari, sebab tidak akan bisa mencapai target yang diinginkan. Namun, akan disederhanakan, bahwa diskusi ini tujuannya menyiapkan beberapa hal menyangkut pembelajaran bahasa daerah.
“Saat ini kan baru Kota Ternate yang menerapkan kurikulum pembelajaran bahasa daerah di setiap sekolah, sehingga kita lebitkan dinas terkait untuk memberikan pelatihan kepada perwakilan dari kabupaten/kota lain agar mereka juga melakukan hal yang sama,” ungkapnya.
Ia berharap, pemerintah di kabupaten/kota lain juga mestinya punya perhatian khusus terhadap bahasa daerah. Agar di setiap sekolah itu bisa diberikan pembelajaran tentang bahasa daerah sejak berada di bangku sekolah.
“Kita sudah bangun koordinasi dengan pihak pemerintah terkait hal ini semenjak tahun 2022 lalu. Kita berharap ini dilakukan agar generasi bisa mengetahui bahasa daerahnya masing-masing,” pungkasnya.