Ternate, HN – Kawasan wisata Kebun Cengkeh yang terletak di RT 08/RW 04 Kelurahan Gambesi, Kecamatan Ternate Selatan, Kota Ternate, terlihat tak banyak yang berubah. Kondisinya masih seperti sediakala.

Saat halmaheranesia tiba di lokasi, Rabu, 1 Maret 2023, tampak pohon-pohon cengkih kering terhampar luas di atas rerumputan yang hijau. Kawasan ini pernah familier dan sampai saat ini kerap dijadikan lokasi berfoto.

Rifai, warga setempat mengatakan, sejak dijadikan wisata Kebun Cengkeh, banyak warga mengunjungi tempat ini. Namun, kawasan ini tidak mengalami perubahan.

“Tempat wisata seperti ini kalau bagus harus ada perhatian Pemkot Ternate, terutama Dinas Pariwisata, sehingga tidak terkesan begitu saja,” jelasnya.

Ia menambahkan, tempat wisata seperti masih membutuhkan banyak fasilitas pendukung seperti ayunan, tempat santai untuk para pengunjung, kemudian dilengkapi juga sarana lainnya seperti kantin dan kamar kecil (toilet).

“Sehingga ada rasa nyaman tersendiri bagi pengunjung saat berkunjung ke sini. Kemudian, ketika ada pengunjung yang ingin makan langsung ke kantin, tidak perlu repot-repot untuk keluar cari makan di tempat lain, dan itu juga menambah penghasilan dan pendapatan pihak kantin dan juga pihak pengelola,” katanya.

Ia mengaku, pada saat hari libur, pengunjung memang selalu berdatangan untuk berfoto.

“Walaupun minim fasilitas, tetap kalau ada hari libur pasti ada saja pengunjung yang datang ke sini, kebutulan juga tempatnya tidak terlalu jauh dari rumah,” tuturnya.

Sementara itu, Khairul, pengelola wisata Kebun Cengkeh mengaku, keinginan untuk mengubah atau menambah fasilitas-fasilitas di tempat wisata tersebut sudah lama direncanakan.

“Namun, yang menjadi kendala untuk mengubah atau ingin menambah fasilitasnya, semua tergantung pemilik lahan, karena tempat ini bukan milik pemerintah kota atau dikelola oleh pemerintah kelurahan, tapi ini milik pribadi yang saya kelola,” kata Khairul.

Ia mengaku, pernah berkomunikasi dengan pemilik lahan untuk dilakukan perubahan atau penambahan fasilitas yang selama ini dikeluhkan pengunjung. Namun, pemilik lahan meminta untuk dibiarkan saja seperti itu.

“Bos bilang biarkan saja kalau ada pengunjung yang ingin berkunjung silakan datang, dan kalau tidak juga tidak jadi persoalan,” kata Khairul, mengulangi pernyataan pemilik lahan.

“Untuk pendapatan, tidak menentu, tergantung pengunjung, kalau dapat hanya bisa beli minyak mesin pemotong rumput untuk melakukan pembersihan, sisanya untuk jajan anak ke sekolah dan harga rokok,” pungkasnya.

Bagikan:

Iksan Muhamad

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *