Ternate, HN – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Ternate, pada Kamis, 16 Februari 2023, melaksanakan rapat koordinasi (rakor) terkait ketersediaan pasokan dan kelancaraan distribusi kebutuhan pokok menjelang Ramadan.
Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman, mengatakan sesuai dengan hasil laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI), untuk menghadapi bulan suci Ramadan ini, pemerintah akan berupaya menghadapi inflasi dalam waktu dekat.
“Jadi ada dua hal yang harus dilakukan, pertama sebelum Ramadan dan di akhir Ramadan, karena itu biasa terjadi lonjakan harga. Tapi kita akan lihat dulu determinan dari APBD untuk waktu satu tahun,” kata Tauhid usai rapat TPID.
Menurutnya, dengan mencermati kondisi yang ada, TPID Kota Ternate harus fokus pada program-program yang dapat segera menstabilkan harga dan memastikan ketersedian pasokan.
“Kalau jelang Ramadan atau lebaran kemudian terjadi lonjakan harga dan ketersediaan, maka pemda melalui TPID juga akan berupaya maksimal dengan turun secara eksekutor, yang akan dilakukan oleh OPD terkait, dan itu kewenangan yang saya miliki sebagai kepala daerah,” jelasnya.
Ia menambahkan, dalam waktu dekat, pihaknya bersama OPD teknis lainnya akan membicarakan masalah ini secara internal untuk melihat kegiatan dan program yang lebih terarah pada penanganan inflasi.
“Tapi untuk secara mikro, dalam waktu satu bulan menuju Ramadan ini upaya-upaya itu dilihat sesuai dengan program yang ada, kemudian nanti disandingkan dengan APBD. Sehingga itu harus dijadwalkan, supaya jangan tumpang tindih kegiatan.”
Sementara Kepala Perwakilan BI Maluku Utara, R Eko Adi Irianto, mengatakan bahwa sebenarnya inflasi itu tidak ada ekspor-impor, tapi yang dilakukan hari ini adalah mencoba mengevaluasi sesuai dengan empat pilar inflasi itu.
“Jadi yang dilihat itu soal pasokan, dan resiko-resikonya juga telah dibicarakan, sehingga itu yang mestinya diperkuat dalam jangka pendek menjelang Ramadan ini,” kata Eko.
Ia mengaku, secara umum ketersedian pasokan pangan Kota Ternate sebanyak 80-90 persen bergantung dari daerah lain.
“Tadi Pak Wali Kota juga sampaikan bagaimana kolaborasi antara pemerintah daerah dengan KSOP, BMKG dan juga ASDP itu kolaborasi sangat penting untuk kelancaran distribusi. Namun tidak cukup itu, kita harus melihat bahwa ketika mendekat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) itu biasanya keterjangkauan harga menjadi penting karena permintaan,” paparnya.
Selain itu, kata dia, kerawanan pangan dan resiko kenaikan bahan bakar juga diantisipasi dengan gerakan nasional pengendali inflasi pangan.
Misalnya, di Ternate, masyarakat bisa punya alternatif sumber pangan, yaitu dengan menanam di pekarangan masing-masing rumah.
“Dari segi persiapan program, kita lakukan dari Januari supaya bisa panen Maret, begitu pula di akhir tahun Agustus supaya bisa panen di Desember,” pungkasnya.