Ternate, HN – Ranting dan batang pohon paling penting dalam sejarah rempah dunia itu terlihat berserakan. Batang Cengkeh Afo III atau pohon cengkeh tertua di dunia itu memang baru saja tumbang.
Saat halmaheranesia tiba di destinasi Cengkeh Afo, Kelurahan Tongole, Kota Ternate, Rabu, 15 Februari 2023, batang pohon cengkih tampak roboh ke sisi selatan, menutup setapak atau jalan di kawasan tersebut.
Seorang pria sepuh terlihat berdiri di samping pohon seolah meratapi tumbangnya pohon paling bersejarah. Tapi pria itu menolak untuk diwawancarai. Ia meminta untuk menghubungi pengelola destinasi wisata Cengkeh Afo, Kris Syamsudin.
Pohon ini bernama Cengkeh Afo III dan diperkirakan berusia 200 tahun lebih. Di kawasan ini, memang terdapat tiga pohon cengkih tertua. Namun, dua pohonnya hanya tinggal kenangan.
Melalui papan informasi yang ada di lokasi, pohon cengkih yang pertama diperkirakan berusia 416 tahun dan telah mati pada awal tahun 2000.
Sementara satunya, yakni Cengkeh Afo II dengan usia diperkirakan mencapai 250 tahun sudah roboh pada Juli 2019 karena angin kencang.
Kini, Cengkeh Afo III bernasib sama. Satu sisi batang pohonnya telah tumbang dan tersisa satu batang yang tampak sudah sangat sepuh, seperti akan roboh.
Saksi sejarah rempah di Ternate itu perlahan habis termakan usia. Padahal, pada pohon itulah, kota ini pernah berperan besar dalam perdagangan rempah dunia.
M Adnan Amal, dalam buku Kepulauan Rempah-rempah menulis, tanaman rempah-rempah seperti cengkih memang disebutkan berasal dari Maluku Utara.
Tanaman ini mula-mula tumbuh liar di Ternate, Tidore, Moti, Makian, dan Kasiruta. Cengkih disebutnya baru dibudidayakan sekitar tahun 1450.
Hal itu yang membuat para pedagang dari Cina, Melayu, Jawa, Arab, Persia, dan Gujarat datang ke daerah ini.
Bangsa-bangsa itu datang membawa tekstil, beras, perhiasan, dan kebutuhan hidup lainnya untuk ditukar dengan cengkih. Bahkan pemburu rempah-rempah dari Portugis, Spanyol, hingga Belanda, pernah membangun pusat dagang dunia di daerah ini.
Pamor cengkih kala itu sangat menjanjikan. Sekitar abad ke-15, harga 1 kilogram cengkih sama dengan harga 7 gram emas.
Mencari Generasi Keempat
Pengelola destinasi Cengkeh Afo, Kris Syamsudin, saat dihubungi melalui aplikasi pesan singkat menyebutkan, informasi yang ia terima, batang pohon tersebut diperkirakan roboh pada Selasa malam, 14 Februari 2023, sekitar pukul 20.00 WIT ketika sedang angin kencang.
Ia mengatakan, perlu ada pembicaraan dengan pemilik lahan untuk mengatasi puing-puing batang pohon Cengkeh Afo.
“Harus dibicarakan ke pemilik lahannya dulu soal sisa pohon yang rawan itu. Karena setiap hari ada pengunjung di lokasi,” ucap Kris.
Ia mengaku, cerita besar yang melekat pada pohon tersebut sebentar lagi akan hilang. Sisanya hanya kenangan. Sehingga itu, perlunya ada perhatian serius dari instansi terkait.
“Legacy Cengkeh Afo bentar lagi hilang. Torang (kami) cuma bisa kenang sejarahnya,” ungkapnya.
Kris lalu menyarankan untuk pemerintah atau instansi terkait segera mengecek pohon cengkih tertua lainnya yang belum terdata di sekitar kawasan tersebut.
“Pemerintah harus putuskan Cengkeh Afo generasi keempat. Di sekitar situ banyak cengkih yang umur di atas 150 tahun, bahkan ada yang 200-an,” kata Kris.
Ucapan Kris itu harus disambut pemerintah atau instansi terkait. Setidaknya, cerita pohon rempah paling bersejarah di dunia itu terus terjaga dari generasi ke generasi.