Ternate, HNWalaupun usia sudah tua, tapi tetap harus berjualan, karena dengan begitu kita masih bisa makan.

Itu kata-kata yang diucapkan Siti Hajar, perempuan 67 tahun asal Pulau Moti, Kelurahan Figur, yang berjualan buah di sisi selatan Gedung Selecta, Kelurahan Gamalama, Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate.

Siti Hajar adalah pedagang buah yang kesehariannya mangkal di depan emperan toko. Ia mengaku sudah sangat lama menjalani profesi ini dan tidak pernah berpindah tempat.

Jualannya beragam, seperti pisang, mangga, juga seringkali ada buah lain. Buah-buah itu disusun dengan rapi di atas meja berukuran 3 x 3 meter.

“Saya berjualan di sini sudah lama, dari sebelum ada kerusuhan (konflik horisontal 1999-2000 di Maluku Utara),” ucap Siti, saat ditemui halmaheranesia pada Senin, 16 Januari 2023.

Ia bercerita, pekerjaan berdagang buah yang dijalaninya ini dimulai saat anak-anaknya masih berada di bangku pendidikan. Saat itu, ia bersama anak-anaknya tinggal di rumah orang. Pemilik rumah yang ditempatinya adalah orang berkebangsaan Arab, yang juga berdagang di Ternate.

“Dulu kan anak-anak setelah selesai sekolah SD harus lanjut sekolah di Ternate. Sementara untuk mencari tempat tinggal, kalau waktu itu masih susah, belum ada keluarga di Ternate. Jadi kami tinggal di rumah orang Arab, hingga anak-anak selesai kuliah,” ujarnya.

“Dari situ saya bersama suami telah diizinkan pemilik toko, untuk berjualan di sini,” sambung Siti, sembari memperbaiki beberapa jualannya.

Ia mengaku, setiap pagi harus bergegas dari Kelurahan Fitu tempat ia tinggal untuk menuju ke Pasar Gamalama dan berbelanja semua kebutuhan dagangannya.

“Semua yang saya jual ini belinya di Pasar Gamalama. Saya beli dulu baru jual di sini. Biasanya dari pedagang suru saya jual nanti hasilnya bagi dua, tapi saya tidak mau karena itu akan jadi beban,” ungkapnya.

Saat ini, kedua anaknya sudah tumbuh dewasa dan telah menikah. Satunya laki-laki dan satunya perempuan.

“Sementara suami saya sudah meninggal sejak lama, tahun 2008 lalu. Saya tinggal bersama anak saya dan saudara-saudara di rumah.”

Meski di usia renta, tak membuat perjuangan seorang Siti Hajar sama sekali surut. Semangatnya masih seperti puluhan tahun lalu, ketika pertama kali menggelar jualannya di tempat yang sama.

“Saya berkata pada anak kalau saya masih kuat (bekerja) jangan dibantu, kalau saya tidak kuat tidak apa-apa dibantu,” katanya.

Bukan tanpa alasan kata-kata itu diucapkan Siti. Ia memang sosok yang pandai bersyukur dan menerima dengan bahagia semua penghasilan yang didapatnya. Penghasilan dari jualan buah ini bisa mencapai Rp 300 ribu kalau sedang ramai pembeli. Harga dagangannya memang bervariasi, mulai dari Rp10.000 hingga Rp 100.000.

“Jadi harganya sesuai bentuk dan ukuran barang dagangan,” pungkasnya.

Bagikan:

Iksan Muhamad

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *