Halbar, HN – Tim dari program Matching Fund Kedaireka 2022 Universitas Khairun (Unkhair) saat ini tengah bermitra dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Halmahera Barat untuk mengembangkan inovasi sistem teknologi jaring kantong budidaya rumput laut.

Matching Fund adalah program dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) untuk penciptaan kolaborasi dan sinergi strategis antara insan Perguruan Tinggi dengan pihak mitra.

Ketua tim, Dr. Muhammad Haris, menyebutkan program transfer inovasi yang ditawarkan adalah terkait budidaya rumput laut dengan sistem jaring kantong. Program ini dibuat di Teluk Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat.

“Kenapa kami memilih invoasi ini dengan alasan karena masalah yang muncul di perairan Teluk Jailolo tingginya tingkat pemangsaan oleh ikan-ikan predator yang masih tinggi sehingga menjadi keluhan dan  memicu terhadap kegagalan budidaya rumput laut di Teluk Jailolo,” ucap Dr. Haris, Minggu, 25 Desember 2022.

“Maka kami dari institusi Unkhair melalui program Matching Fund Kedaireka ini menawarkan satu inovasi dengan memanfaatkan jaring kantong sebagai solusi untuk mengurangi tingkat pemangsaan pada proses budidaya rumput laut,” sambungnya.

Program ini, kata dia, telah berjalan sejak Oktober 2022 yang dimulai dari tahap persiapan hingga masa panen dan menunjukkan keberhasilan dengan menekan tingkat pemangsaan dari perdator tersebut.

“Karena sebelumnya kita sudah melakukan percobaan untuk membandingkan sistem long line yang tidak menggunakan jaring kantong dan menggunakan jaring kantong hasilnya sangat signifikan, dimana perbedaan terlihat produktivitasnya jauh lebih tinggi dari jaring kantong ketimbang sistem long line,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, bahwa budidaya rumput laut menggunakan sistem jaring kantong ini memiliki berat dengan bobot mencapai 1 kilogram. Sementara long line hanya mencapai berat 300- 400 gram saja.

“Jadi ada tingkat keberhasilan pada budidaya rumput laut dengan sistem jaring kantong, hal ini kita sudah sampaikan kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Halbar dan mereka memberikan apresiasi, selanjutnya kami bersepakat untuk melakukan pengembangan sistem jaring kantong ini di beberapa kawasan yang ada di Jailolo pada awal tahun 2023 nanti,” jelasnya.

Ia mengaku, sebelumnya pihaknya meriset kualitas air di perairan di Teluk Jailolo dengan pendekatan parameter kimia-fisikanya dan hasilnya masih pada taraf yang cukup optimal.

Selain itu, mereka juga melatih dan melakukan pembinaan kelompok pembudidaya untuk kerja sama mengembangkan program ini ke depan.

Sekadar diketahui, bahwa jenis atau spesies yang digunakan dalam percobaan sistem budidaya menggunakan jaring kantong ini adalah rumput laut jenis Kappaphycus alvarezii.

“Berdasarkan beberapa hasil kajian kami dengan metode tersebut bahwa pemanfaatan atau aplikasi jaring kantong ini memang menjadi solusi,” tukasnya.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *