Ternate, HN – Kerukunan Keluarga Paguyuban Jawa (KKPJ) pada Sabtu, 26 November 2022, menggelar Gema Seni Budaya di Benteng Oranje, Kota Ternate.
Gema Seni Budaya merupakan acara puncak dari rangkaian Harlah ke-5 KKPJ setelah pada pagi harinya sukses melaksanakan Sunatan Massal bekerjasama dengan IDI dan sehari sebelumnya digelar Lomba Mewarnai.
Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman, dan Sultan Ternate, Hidayatullah Mudaffar Sjah, berkesempatan hadir sebagai tamu kehormatan dalam acara tersebut.
Tauhid dalam kesempatan itu, mengatakan kehadiran paguyuban Jawa merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan eksistensi perantau Jawa di Kota Ternate.
Selain itu, Wali Kota juga menegaskan, bahwa pemerintah kota memberikan ruang yang sama dan adil bagi seluruh perantau yang ada di Ternate.
“Saya berharap keberadaan perantau Jawa dari berbagai latar belakang dapat menjadi rekan pemerintah untuk turut memajukan Kota Ternate,” tandasnya.
Sultan Ternate sendiri memberikan pesan khusus kepada perantau Jawa agar semakin guyub atau rukun.
Sultan bercerita, bahwa hubungan antara Jawa dan Ternate telah terjalin sejak 600 tahun lalu karena Sultan Ternate Zainal Abidin Sjah pergi langsung ke Gresik menggali ilmu agama di sana.
Menurutnya, hadirnya paguyuban Jawa memberikan kontribusi yang positif di Kota Ternate.
“Ternate menjadi tempat yang aman bagi seluruh etnis perantau dan tidak akan terjadi konflik antaretnis karena masing-masing etnis dapat memelihara budayanya sendiri,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua KKPJ, Ahmad Afnanudin, mengatakan bahwa dalam usia yang ke-5, KKPJ siap menjadi partner bagi seluruh paguyuban Jawa yang ada di Ternate.
“KKPJ merupakan wadah yang memiliki misi mewujudkan silaturahmi yang erat, khususnya etnis Jawa yang berada di Kota Ternate.”
“Kami di KKPJ berkomitmen bahwa keberadaan kami harus memberikan dampak yang bermanfaat bagi sesama, tidak hanya untuk warga Jawa,” sambungnya.
Ia mengaku, KKPJ juga meluncurkan salah satu program unggulannya, yaitu Sedekah Koin, di mana seluruh warga bisa mendapatkan botol air mineral kosong dan dibawa pulang sebagai “celengan” uang koin yang nanti bisa disalurkan kepada yang membutuhkan.
Haji Mukhlisin, pembina UPZ (Unit Pengumpulan Zakat) KKPJ binaan BAZNAZ mengatakan, bahwa UPZ telah banyak melakukan kerja-kerja sosial.
KKPJ sendiri secara swadaya sudah mengadakan ambulans untuk pelayanan kepada semua warga yang membutuhkan secara gratis. Mereka juga telah memiliki tanah untuk pemakaman umum di Tongole.
“Bagi kita mungkin uang koin 100-200 rupiah tidak berharga namun bagi orang lain mungkin sangat berarti,” pungkasnya.
Dalam acara tersebut, UPZ memberikan santunan kepada 24 anak yatim dan ditutup dengan kesenian Jawa, yaitu gamelan.