Ternate, HN – Rencana mundurnya Jasri Usman dari jabatan Wakil Wali Kota Ternate mendapat tanggapan dari akademisi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU).

Seperti diketahui, Jasri akan mundur karena bakal mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI pada Pileg 2024 mendatang. Namun, reaksi publik muncul setelah Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman, justru mengaku tak begitu tahu rencana pasangannya itu mundur dari jabatan.

Dosen Komunikasi UMMU, M. Nofrizal Amir, menilai ketidaktahuan Tauhid Soleman terkait rencana Jasri Usman untuk mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI di tahun 2024 mendatang seakan mengonfirmasi kebenaran adanya ketegangan dalam hubungan keduanya.

“Selain itu, ketidaktahuan Wali Kota tentu akan diasosiasikan dengan isu jalannya pemerintahan yang terjadi selama ini, terkait ketegangan akibat distribusi kepentingan yang tak berimbang dan merata,” ucap Nofrizal, Rabu, 5 Oktober 2022.

Bahkan, kata dia, ada kemungkinan keretakan tersebut yang melatarbelakangi sikap politik Jasri untuk bertarung di DPR RI.

“Hal ini tentu berkonsekuensi pada proses penyelenggaraan pemerintahan. Sebab Wali Kota ke depannya akan diperhadapkan pada kekosongan jabatan Wakil Wali Kota usai pengunduran diri Jasri. Ditambah lagi masalah penentuan siapa yang akan mengisi posisi Wakil Wali Kota,” ungkapnya.

“Posisi Tauhid sebagai Ketua NasDem Kota Ternate, Jasri sebagai Ketua PKB Kota Ternate, begitu determinatif, tanpa menegasikan eksistensi partai Garuda sebagai partai pendukung. Sebagai partai pengusung, PKB dan NasDem tentu akan dihadapkan pada kepentingan yang sama,” sambungnya.

Nofrizal menambahkan, dengan sisa waktu pemerintahan yang kurang lebih satu tahun lagi berakhir, cenderung akan menyisakan janji-janji politik yang habis tersita akibat ketegangan politik. Fenomena begini, tentu sangat merugikan masyarakat.

“Padahal, beragam masalah yang ada di kota ini diharapkan dapat diatasi oleh Tauhid dan Jasri melalui pemberian hak suara masyarakat dalam pemilu kemarin. Jangan sampai, jargon Ternate Andalan dengan 14 program prioritas yang jadi materi kampanye TULUS (Tauhid-Jasri) tak berjalan sesuai yang dijanjikan,” pungkasnya.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *