Di dalam kurikulum prototipe atau sekarang lebih dikenal dengan kurikulum merdeka, pengembangan kurikulum menjadi lebih fleksibel sekaligus berfokus pada materi esensial serta pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik.

Kurikulum tersebut mendorong dan mengutamakan aktivitas peserta didik untuk membangun pemahaman pengetahuan, keterampilan, pengembangan soft skills dan karakter sesuai Profil Pelajar Pancasila serta pendalaman kompetensi dasar literasi dan numerasi.

Kurikulum ini menuntut penerapan kegiatan yang kreatif, inovatif, sistematis, dan menyenangkan dalam proses pembelajaran. Peserta didik harus banyak beraktivitas, bergerak, berinteraksi, berdiskusi, dan bekerja berkelompok.

Student centre learning memungkinkan peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses penemuan belajar dari sudut pandang otonom, peserta didik menghabiskan waktu di kelas membangun pemahaman baru tentang materi yang dipelajari dengan cara proaktif.

Seringkali peserta didik mengalami proses pembelajaran yang tidak utuh, yang kemudian mengakibatkan tidak tercapainya Capaian Pembelajaran/Tujuan Pembelajaran. Setelah ditelusuri, hal tersebut terjadi akibat adanya salah satu langkah kegiatan dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan tidak optimal dan kehilangan makna.

Tahap mengomunikasikan (net working) merupakan salah satu tahap kegiatan yang sangat penting dalam pendekatan saintifik, pada tahapan ini seharusnya guru mendesain kegiatan presentasi atau penyampaian hasil karya peserta didik yang kreatif dan menyenangkan, sehingga peserta didik secara individu atau berkelompok mampu mengomunikasikan hasil karya mereka yang sesuai dengan Tujuan Pembelajaran/Capaian Pembelajaran yang ingin dicapai.

Kegiatan belajar yang dilakukan pada tahapan mengomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

Kegiatan lainnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan, dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik.

Berikut beberapa contoh kegiatan mengomunikasikan, yaitu:

1. Menyajikan laporan dalam bentuk bagan;
2. Menyajikan laporan dalam bentuk diagram;
3. Menyajikan laporan dalam bentuk grafik;
4. Menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan;
5. Menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara grafis;
6. Menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan pada media elektronik;
7. Menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara multi media;

Metode yang dipandang penulis sangat menarik untuk diterapkan dalam tahapan mengomunikasikan adalah Kunjung Karya. Kunjung karya merupakan metode kreatif dan menyenangkan yang mampu mengakomodir kegiatan presentasi atau penyampaian hasil karya pendidik.

Hal penting yang harus dipersiapkan oleh guru sebelum menerapkan metode ini adalah pengelolaan kelas yang baik.

Langkah-langkah metode kunjung karya pada kegiatan mengomunikasikan adalah sebagai berikut:
1. Peserta didik dibentuk dalam kelompok terdiri atas 5-6 orang (Kelompok ini telah terbentuk sejak langkah kegiatan awal pembelajaran).
2. Setiap kelompok memajang hasil karya kelompok pada tempat (stand) yang telah disediakan.
3. Setiap kelompok menentukan salah satu dari anggota kelompok untuk bertugas menjaga stand hasil karya mereka, sementara anggota kelompok lain bertugas mengunjungi kelompok lain sesuai nomor yang diberikan oleh guru.
4. Peserta didik yang menjaga stand bertugas menjawab pertanyaan, menanggapi masukan, serta menjelaskan hasil karya kelompoknya kepada pengunjung dari kelompok lain.
5. Setiap anggota kelompok yang ditugaskan berkunjung ke setiap kelompok diharuskan mengajukan pertanyaan dan masukan kepada peserta didik penjaga stand. Setiap peserta didik mempunyai aktivitas dan tanggung jawab masing-masing untuk kelompoknya.
6. Setiap kelompok melakukan kegiatan secara bersamaan.
7. Setiap anggota kelompok yang berkunjung berpindah dari satu kelompok ke kelompok berikutnya dengan melakukan kegiatan yang sama, dan seterusnya.
8. Kembali duduk ke kelompok masing-masing, begitupun penjaga stand, kemudian melaporkan hasil temuan mereka.

Setiap metode tentunya memiliki kelebihan maupun kelemahan dalam penerapannya, begitupun pada penerapan metode kunjung karya. Ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh metode kunjung karya dalam penerapannya pada proses pembelajaran tahap mengomunikasikan, beberapa di antaranya sebagai berikut:
Mengembangkan sikap dan karakter yang sesuai dengan kompetensi Profil Pelajar Pancasila, menstimulasi peserta didik untuk aktif dalam langkah kegiatan kunjung karya.

Kecendrungan belajar peserta didik menjadi lebih bermakna dengan memberikan kesempatan terhadap mereka untuk membentuk konsep secara mandiri dengan cara-cara mereka sendiri dan melalui metode-metode pemecahan masalah.

Memotivasi peserta didik kreatif dalam langkah-langkah kegiatan kunjung karya. Menciptakan atmosfer pembelajaran yang menyenangkan. Mengembangkan kompetensi berbahasa dan berkomunikasi yang baik dan benar.

Saat peserta didik berpencar, maka setiap anggota kelompok akan saling bertukar informasi dengan kelompok lain. Melatih peserta didik mengembangkan sikap spiritual dan sosial.

Melatih peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan sistematis. Dengan membandingkan hasil kerja kelompoknya dengan hasil kerja kelompok lain, mengindikasikan bahwa guru telah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

Melatih peserta didik mengembangkan kemampuan mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas. Peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Semua anggota kelompok diharuskan melaporkan hasil kunjungannya, demikian pula dengan peserta didik yang menjaga stand. Kegiatan ini memberikan efek peningkatan prestasi belajar dan daya ingat.

Pada metode Kunjung Karya ini, terdapat pula kelemahan, yaitu jika penilaian yang ingin dilakukan adalah menilai keterampilan berbicara peserta didik. Mengapa? Metode kunjung karya dilakukan peserta didik secara bersama-sama dalam waktu yang sama, sehingga terlihat seluruh peserta didik dalam kelompok aktif.

Menurut penulis akan sulit untuk melakukan penilaian karena peserta didik berkomunikasi dalam waktu bersamaan, apalagi jika jumlah populasi peserta didik dalam kelas besar, terkecuali jika pembelajaran dipegang oleh team teaching, tetapi dengan tingkat efektivitas yang rendah.

Kesimpulannya, bahwa kunjung karya bisa dilakukan jika yang ingin dinilai adalah produk belajar peserta didik. Metode ini mudah diterapkan di kelas, dan dengan bantuan peserta didik guru mendapat tambahan tenaga berupa tutor sebaya saat seorang anggoa kelompok bertukar informasi, mengonfirmasi, presentasi, dan bertanya kepada anggota kelompok lainnya.

Sebagai seorang guru, tugas kita adalah terus memperkaya diri dengan berbagai macam teknik, metode, dan model pembelajaran sehingga tercipta proses pembelajaran yang menyenangkan, aktif, dan, kreatif yang mampu mengembangkan daya pikir peserta didik yang pada akhirnya mampu mencapai capaian pembelajaran yang diinginkan. Dan tentu saja hal-hal tersebut menjadi indikator ketercapaian kompetensi sebagai guru yang profesional. (*)

 

____

Penulis: Andi Akbar Sewang, S.Pd, lahir di Segeri, 7 Februari 1987. Lulus S1 di Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) tahun 2010. Saat ini adalah tenaga pengajar di salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara.

Bagikan:

Andi Akbar Sewang

Tenaga pengajar di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *