Ternate, HN – Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Maluku Utara, Dr. Kasman Hi. Ahmad, menyebutkan perencanaan pembangunan di daerah belum berbasis riset. Padahal, seharusnya perencanaan memerlukan kelompok intelektual untuk menentukan arah kebijakan.

“Perencanaan pembangunan daerah kita ini tidak berdasarkan pada basis riset,” ucap Kasman, saat menyampaikan orasi kebangsaan pada kegiatan Sociology Festival (SocFest) II di Benteng Oranje, Senin malam, 25 Juli 2022.

Kasman mengatakan, ada banyak kepala daerah mulai dari provinsi hingga kabupaten/kota tidak mau melibatkan kelompok intelektual untuk sama-sama melalukan riset terhadap seluruh perencanaan.

“Ini fakta yang harus kita lihat secara politik kebangsaan di daerah dari sisi perencanaan. Saya sering mengatakan problem daerah ini adalah problem leadership dan problem perencanaan,” ucap mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU).

Ia menjelaskan, kalau pemimpin lemah, maka masyarakat pun harus siap menerima nasib atas setiap kebijakan yang dibuat oleh pemimpin tersebut.

“Jadi problem di daerah ini adalah koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi atau KISS antara pemprov dan kabupaten kota, antara dinas dan lainnya hampir tidak duduk bersama untuk menemukan masalah di daerah ini,” ungkapnya.

Selain itu, kata Kasman, pembangunan di daerah pun sangat ditentukan dengan adanya kualitas sumber daya manusianya.

“Sebuah daerah atau bangsa peradabannya bisa meningkat itu gambarannya ada dari sejauh mana pendidikan yang dipraktikkan oleh masyarakat,” katanya.

“Peradaban bangsa atau sebuah negeri itu bisa bermartabat (juga) tergantung pada sejauh mana pengelolaan dan politik pendidikan daerah tersebut,” jelasnya.

Bagikan:

Julfikri Ismail

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *