Halut, HN – Asosiasi Mahasiswa Pemuda Pelajar-Tobelo Galela Malifut Morotai Loloda dan Kao (AMPP-TOGAMMOLOKA) Maluku Utara meminta masyarakat Kecamatan Malifut, Halmahera Utara, dan sekitarnya dapat menahan diri dan tidak terprovokasi dengan adanya bentrokan di Desa Wangeotak dan Peleri, pada Selasa, 19 Juli 2022.

Ketua Umum AMPP-TOGAMMOLOKA Maluku Utara, Muhlisin Kasim, mengatakan bentrokan antara dua desa bertetangga di wilayah itu bukanlah konflik SARA maupun konflik agama.

“Kami ingin menyampaikan bahwa konflik yang terjadi di Desa Wangeotak dan Peleri bukanlah konflik SARA atau konflik agama. Sehingga jangan terprovokasi,” kata Muhlisin, Kamis, 21 Juli 2022.

Ia mengaku, AMPP-TOGAMMOLOKA Maluku Utara secara institusi sangat menyesalkan dan menyayangkan terjadinya insiden tersebut.

“Kita meminta pihak aparat keamanan secepat mungkin mengamankan situasi dengan mendirikan pos keamanan di setiap titik perbatasan dan tangkap pelaku pembuat konflik serta pelaku provokasi,” jelasnya.

Ia juga mengajak semua elemen masyarakat di Kecamatan Malifut dan sekitarnya harus dapat bersatu dan melawan berbagai bentuk provokasi di tengah-tengah masyarakat.

“Masyarakat harus bisa menahan diri tidak lagi membuat hal yang dapat mencederai perdamaian dan kedamaian yang selama ini dibangun,” pungkasnya.

Bagikan:

Iksan Muhamad

Reporter

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *