Morotai, HN – Sejumlah pedagang di pasar Central Business District (CBD) Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, mengeluhkan tata ruang pasar yang memisahkan blok masing-masing pedagang.

Ketua pedagang di Blok E, Yeditya, mengatakan sebelumnya pihak Dinas Perindagkop Pulau Morotai telah meminta sejumlah pedagang di Blok C untuk menjual buah-buahan di Blok E. Namun, mereka bersikeras.

Umi, pedagang Blok E lainnya mengaku, ketika pedagang buah-buahan berjualan di Blok C, pendapatannya justru menurun. Hal itu karena Blok E menjadi sepi pembeli.

“Padahal mulai saat itu pendapatan kita meningkat, berkisar Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu. Tapi semenjak mereka kembali berjualan di Blok C, akhirnya di Blok E sepi pengunjung sehingga pendapatan kita berkurang menjadi Rp 100 ribu,” kata Umi, Senin, 30 Mei 2022.

Sementara pedagang buah-buahan, Dino, mengaku harus pindah berjualan ke Blok C karena mengalami sepi pengunjung saat berjualan di Blok E.

“Pendapatan di Blok E parah. Kalau tanggal muda bisa dapat Rp 400 ribu sampai Rp 500 ribu, sedangkan tanggal tua paling Rp 100 ribu lebih. Itu pun banyak buah yang busuk, akhirnya dibuang,” ucap Dino.

Kepala Dinas Perindagkop Morotai, Nasrun Mahasari, mengatakan akan mencari solusi untuk mengatasi persoalan pedagang di pasar CBD Morotai.

“Untuk sementara nanti kita cari tambahan pedagang di Blok E, biar di situ juga ramai pengunjung. Nanti kita juga pindahkan sebagian pedagang sembako yang berjualan di Blok C ke Blok E. Kalau pedagang buah-buahan nanti akan dicari solusinya. Sementara pedagang di Blok C biarkan saja mereka jualan pisang dan umbi-umbian,” pungkas Nasrun.

___

Reporter: Muhammad Ibrahim

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *