Ternate, HN – Ruangan bekas peninggalan sejarah ini tidak terlalu besar. Tapi, pajangan karya seni yang ada di ruangan ini seperti memberikan makna luas tentang kehidupan.
Begitulah yang tampak saat memasuki salah satu gudang di Benteng Oranje, Kota Ternate, Maluku Utara, pada Minggu, 15 Mei 2022.
Kegiatan Drawing Exhibition oleh Magazin Art Space Ternate ini resmi dibuka pada Sabtu, 14 Mei 2022. Pameran gambar seni ini akan berlangsung selama dua pekan dan terbuka untuk umum.
Dalam ruangan ini, memang terdapat sejumlah lukisan atau gambar yang dipajang. Beragam tema hingga genre karya adalah buah tangan dari berbagai pelaku seni di Maluku Utara. Ada lukisan tentang pekerja ojek, pedagang, aktivitas kepulauan, sejarah, hingga yang abstrak dan bernuansa magis.
Pada sudut yang lain, pengunjung juga disediakan tempat khusus untuk menggambar. Tampak kertas-kertas berukuran kecil yang disiapkan itu pun akhirnya berisi karya-karya pengunjung. Seolah-olah pada kertas-kertas itu makna-makna terhampar luas.
Koordinator Megazin Art Space Ternate, Fadriah Syuaib, mengatakan perkumpulan seni yang melaksanakan kegiatan ini bersifat nonprofit dan bebas dari kepentingan politik praktis.
“Perkumpulan ini dibentuk pada 10 Oktober 2020 di Ternate sebagai wadah belajar dan berkarya bagi para anggotanya. Magazin Art Space berorientasi pada pelestarian, pembinaan, pengembangan, dan pemajuan kehidupan seni budaya, terutama di kawasan Maluku Utara,” ucap Fadriah.
Ia mengatakan, dengan adanya kegiatan ini sebenarnya memberikan kesempatan baik pada seniman Maluku Utara.
“Saya sangat yakin, bahwa anak-anak Maluku Utara juga punya potensi. Jadi kita mencobanya, karena ini awal, tapi nantinya akan jadi agenda tahunan,” ungkapnya.
Fadriah mengaku, pada pameran gambar ini melibatkan sekitar 14 seniman Maluku Utara. Keterlibatan para pelaku seni ini adalah murni karena mau bersama-sama untuk belajar dan terus berkembang.
“Saya tidak berani memanggil (mereka terlibat) karena saya harus pahami dulu psikologis anak-anak Maluku Utara tentang bakat mereka. Karena bakat yang dimiliki mereka ini bakat alam, bukan bakat studi. Jadi saya harus dekati secara psikologis. Dari situlah kemudian pada saat terlaksana (kegiatan ini) hasilnya luar biasa,” paparnya.
Ia menjelaskan, secara nasional kegiatan ini mereka menyebutnya dengan ‘Hari Menggambar Nasional’ yang bertepatan dengan momentum Hari Pendidikan Nasional. Kegiatan ini juga dilakukan secara bersamaan di 28 provinsi.
Selain itu, kata Fadriah, karya-karya yang dipajang pada pameran ini dibuat dari beragam medium dan sangat bervariasi.
“Ada yang pakai pena, cat air, akrilik, bahkan ada yang pakai digital dan kita tidak bisa tolak karena dia menggunakan metode drawing tadi, walau mediumnya berbeda,” katanya.
Seniman perempuan asal Ternate ini berharap, kegiatan seni lukis di Maluku Utara terus berkembang dan dapat memanfaatkan ruang publik atau Benteng Oranje untuk aktivitas kesenian.
“Saat ini dengan pemanfaatan ruang yang ada di Benteng Oranje terlihat produktivitas sudah meningkat, khususnya seni rupa. Saya pikir mungkin kita tetap mematangkan strategi-strategi yang berhubungan dengan seni rupa agar diterapkan ke anak muda,” pungkasnya.