Ternate, HN – Kepemimpinan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman dan Jasri Usman, akhirnya sudah berjalan setahun. Pihak pemerintah kota mengaku sudah banyak program yang dilaksanakan.
Kepala Bappelitbangda Kota Ternate, Rizal Marsaoly, mengatakan, bertepatan satu tahun kepemimpinan Tauhid-Jasri, ada sejumlah program yang sudah dilaksanakan sepanjang tahun 2021.
“Wali Kota menyampaikan beberapa capaian baik itu di beberapa bidang pelayanan dasar, seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, kemudian di bidang ekonomi terkait dengan pertumbuhan ekonomi kreatif,” ucap Rizal, Rabu, 26 April 2022.
Ia mengaku, selama setahun ini ada beberapa program penguatan yang menjadi prioritas Tauhid-Jasri di tahun pertama 2021.
“Penguatan yang dilakukan untuk pembenahan ASN kemudian peningkatan optimalisasi PAD berbasis digital, di samping itu juga ada peningkatan infrastruktur untuk pulau terluar Moti, Hiri, dan Batang Dua,” ujarnya.
Selanjutnya, kata dia, terkait dengan penanganan sampah perkotaan, air bersih, dan pemulihan ekonomi.
“Jika dalam setahun ini dinilai belum maksimal, maka ukuran keberhasilan pemerintahan itu lima tahun sesuai RPJMD dan setiap tahunnya ada keberpihakan APBD untuk menyelesaikan masalah tersebut,” ungkapnya.
Menurut Rizal, pemerintahan Ternate Andalan masih seumur jagung, tapi justru banyak yang dilakukan. Langkah awalnya seperti revitalisasi manajemen di PDAM yang sebelumnya mencapai Rp 3 miliar sekarang hampir Rp 5 miliar.
“Langkah untuk penanganan air bersih di Kota Ternate sudah banyak yang dilakukan setelah digantikan struktur pemerintahan baru, bahkan utang piutang yang belum sempat terlunasi juga telah capai Rp 5 miliar ditambah perbaikan beberapa mesin dan jaringan,” paparnya.
Ia menjelaskan, akan ada penambahan sumur bor baru bertempat di Benteng Oranje. Ini diharapkan bisa menjadi solusi penyelesaian beberapa titik yang belum terlayani air bersih secara maksimal, khususnya di dataran tinggi.
“Untuk permasalahan sampah sendiri, pada 2022 ini ada program penanganan sampah berbasis partisipatif, dimana ada alokasi anggaran telah disediakan setiap kelurahan, dan posnya ada di kecamatan untuk pembiayaan tenaga operator satgas ditambah armada roda tiga dan mobil dalam rangka memfasilitasi akses masuk ke lingkungan RT,” jelasnya.
Ia mengatakan, untuk mendukung penanganan sampah berbasis partisipatif, maka tahun ini juga dibangun tiga transfer depo, yaitu di Ternate Selatan, Tengah, dan Utara.
Transfer depo ini akan dibantu oleh tenaga operator yang telah direkrut pada setiap kelurahan dengan biaya yang dibayar setiap bulan sebesar Rp1.500.000.
“Jadi sebenarnya program ini siap dijalankan pada tahun ini tinggal menunggu waktu, sehingga bukan berarti di masa pemerintahan ini tidak action, tapi kami hanya menunggu tahapan yang sementara jalan dan jadi solusi penanganan sampah berbasis partisipatif,” ujarnya.
Sementara program Warung Mama, kata Rizal, merupakan program penguatan permodalan untuk ibu-ibu rumah tangga yang beraktivitas jualan pada setiap kelurahan, dan saat ini sudah dilakukan pendataan.
“Ini juga untuk menjawab permasalahan kehadiran dari retail besar, sehingga kekhawatiran kalau warung di kelurahan akan mati maka program ini sebagai solusinya.”
“Jadi Bapelitbangda akan tetap memandu, mendukung, kemudian mengarahkan OPD agar bekerja mengimplementasi program-program strategis dan populis tepat sasaran, terarah, terpadu dan tepat sasaran,” pungkasnya.