
Ternate, HN – Bayi laki-laki berusia 5 bulan bernama Alfatah dilarikan ke Rumah Sakit oleh warga Kelurahan Akehuda, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate, Maluku Utara, Senin 18 April 2022, usai terkena dampak gas air mata.
Bayi tersebut mengalami sesak napas akibat menghirup gas air mata yang ditembak pihak kepolisian ke arah massa aksi penolakan kenaikan harga BBM.

Penembakan gas air mata ini dilakukan untuk membubarkan massa aksi di depan kampus FKIP Unkhair atau tepatnya di jalur utama Bandara Baabullah. Namun, gas air mata tersebut menyebar hingga ke pemukiman warga.
Orangtua bayi tersebut, Mutia Ahmad (26 tahun), saat diwawancarai mengatakan, saat gas air mata ditembakkan dirinya sempat menyembunyikan anaknya di bawah meja.
Tetapi, kondisi anaknya semakin parah lalu akhirnya dilarikan warga ke bagian belakang rumah hingga dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
“Saya punya anak di dalam rumah, torang (kami) kasih sembunyi dia sampai di dalam kolong meja tapi sama saja tidak bisa bernapas. Untung saya goyang kalau tidak anak sudah tarada (tidak ada/meninggal),” kata Mutia.
Mutia bersama suaminya yang tinggal tak jauh dari kampus itu pun mengaku sementara belum mengetahui keberadaan anaknya usai diamankan warga ke rumah sakit.
Saat kejadian, dirinya menitipkan bayinya ke warga dan memilih pergi ke Mako Brimob di samping utara kampus FKIP untuk menjemput suaminya yang ditangkap polisi bersama sejumlah massa aksi mahasiswa lainnya.
“Saya belum tahu, saya juga mau kasih keluar saya punya laki (suami) jadi saya tidak tahu mereka (warga) kasih bawa lari di rumah sakit mana,” jelasnya.