Morotai, HN – Fenomena paus dan dugong terdampar di Pulau Morotai, Maluku Utara, sudah berkali-kali. Seperti pada Rabu, 13 April 2022, paus kembali ditemukan warga di perairan Cio Gerong, Morotai Selatan Barat.
Berdasarkan video warga yang diterima halmaheranesia, paus tersebut tampak tak berdaya dan sedang diupayakan warga untuk dilepas kembali ke laut.
Kepala Desa Cio Gerong, Salmon Bego, saat dihubungi melalui sambungan telepon, mengatakan paus ini ditemukan warga pada Rabu lalu sekitar pukul 09.00 waktu setempat.
“Saat ditemukan, warga melakukan tiga kali evakuasi untuk didorong kembali ke laut lepas, dan akhirnya berkat warga paus ini terselamatkan,” kata Salmon, Sabtu, 12 April 2022.
Ia mengatakan, berdasarkan keterangan warga, ketika ditemukan, terlihat ada beberapa sayatan luka di beberapa bagian tubuh paus tersebut.
“Di pipi kanan itu ada semacam goresan, lalu sayap kanan ada goresan panjang, entah faktor apa saya tidak tahu, tapi ini fenomena alam, saya bersyukur bisa diselamatkan,” ungkapnya.
Sementara itu, Koordinator Wilayah Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPIKANI) Morotai, Fahrudin Banyo, mengatakan kasus kematian mamalia laut di perairan Morotai tergolong sangat tinggi.
“Sudah 10 kasus kematian mamalia laut, dugong dan paus, sejak tahun 2016-2022. Paus sperma 2 ekor ditemukan tahun 2022, 1 terselamatkan,” ucap Fahrudin.
Sekretaris DLH Morotai ini mengatakan, pemerhati dan aktivis lingkungan sudah seharusnya menaruh perhatian penuh pada kasus kematian paus dan dugong yang sudah berkali-kali terjadi di perairan Morotai.
Ia juga berharap, lembaga-lembaga riset dan konservasi tak boleh diam dan harus segera mengambil langkah untuk melihat fenomena terdamparnya paus dan dugong di Pulau Morotai.
“Jangan sampai lembaga-lembaga riset dan konservasi dianggap gagal, apalagi kejadian kali ini masuk kawasan konservasi di Morotai,” jelasnya.