Tidore, HN – Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate di wilayah Oba, Tidore Kepulauan, Maluku Utara, cukup menyita perhatian.
Bagaimana tidak, di tengah kelangkaan dan tingginya minyak goreng, para mahasiswa dari IAIN Ternate bersama warga Desa Talagamori dan Tauno berhasil memproduksi minyak goreng.
Irsandi Dayat, salah satu mahasiswa KKN IAIN di Desa Talagamori, mengaku pembuatan minyak goreng dari kelapa dalam ini merupakan inisiatif ibu-ibu.
“Bikin ini karena di sini memang minyak kelapa susah, mau goreng ikan saja susah,” ucap Irsandi, melalui sambungan telepon, Sabtu, 26 Maret 2022.
“Torang (kami) hanya pemetaan wilayah dan aset, nanti mama-mama yang tentukan sesuai dengan dominan komoditi yang ada di desa. Jadi di sini kan banyak kelapa dalam, jadi dibuatlah minyak goreng,” sambungnya.
Ia mengatakan, sebelumnya tradisi membuat minyak goreng ini sudah berlangsung lama di Desa Talagamori.
“Dulu pernah mama-mama di sini cari dana masjid dengan membuat minyak kelapa,” ungkapnya.
Kendati begitu, penggunaan kemasan dengan nama produk ‘Minyak Kelapa Talagamori’ ini baru pertama kali dibuat.
Ia menjelaskan, pengolahan kelapa dalam hingga menjadi minyak goreng ini dilakukan berdasarkan kelompok per RT.
“Dalam satu minggu, ada dua RT yang olah minyak kelapa, jadi ada empat RT. Setiap mama-mama diberi tanggung jawab membawa lima buah lalu dikumpulkan untuk dibuatkan jadi minyak,” tuturnya.
Dalam sekali produksi, mereka bisa memproduksi 10 liter. Jika selama dua pekan diproduksi dengan lancar, maka bisa menghasilkan 80 liter minyak goreng.
“Sementara untuk sasaran penjualan baru memenuhi kebutuhan mama-mama dulu, kalo kampung sudah terpenuhi baru dipasarkan ke luar daerah. Tapi sejauh ini belum dipasarkan ke luar,” pungkasnya.
Sedangkan salah satu mahasiswa KKN IAIN di Desa Tauno, Fandi Nurman, mengatakan mereka bersama warga Tauno membuat dua produk, yakni cocos nucifera atau kelapa sangrai dan minyak goreng.
“Kalo produk kelapa sangrai itu sebagai tambahan bahan makanan atau penyedap rasa makanan,” ucap Fandi.
Selain itu, untuk produk minyak goreng rencananya akan dipasarkan di Lola, Kecamatan Oba Tengah.
“Ini merupakan hasil kerja sama pemerintah desa, ibu-ibu PKK, dan seluruh masyarakat Desa Tauno,” jelasnya.