Ternate, HN – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ternate, Maluku Utara, saat ini sedang melakukan penanganan sampah secara partisipatif. Penanganan sampah ini dilakukan dengan melibatkan masyarakat, salah satunya pembentukan komunitas di tingkat kelurahan.
“Kita akan menggunakan konsep 5R, bukan 3R lagi. 3R itu reuse, reduce, dan recycle, tetapi karena 5R makanya ditambah dengan recovery dan repair. DLH akan berusaha membuat skema ekonomi sirkular tersebut untuk menangani sampah di Kota Ternate,” kata Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Kota Ternate, Syarif Tjan, Senin, 14 Februari 2022.
“Justru ini melibatkan semua stakeholder, maka ekonomi sirkular ini saya kira sangat efektif untuk menangani persoalan sampah. Karena melibatkan seluruh masyarakat dan Harus dibuat komunitas di setiap kelurahan untuk menjalankan 5R tadi,” sambungnya.
Saat ini, lanjut Syarif, pihaknya sedang menyiapkan transfer depo. Transfer depo itu sebagai upaya untuk pemilahan sampah organik dan anorganik, selanjutnya sampah diolah menjadi kompos, eco enzyme, pupuk cair, dan lainnya, sehingga sebelum dibuang ke TPA Takome, sampah tersebut sudah diminimalisir volumenya.
Ia mengaku, hal itu akan berdampak pada reduksi sampah dan menambah nilai ekonomi masyarakat yang mengolahnya.
“Sehingga akan dilanjutkan dengan recovery maupun repair. Repair itu memperbaiki. Kalau ada peralatan yang kita beli kalau bisa diperbaiki ya kita perbaiki. Untuk memperpanjang masa kegunaan dari alat itu. Sehingga dia tidak menjadi sampah,” jelasnya.
Ia menambahkan, selain pelayanan pembuatan fasilitas TPS-3R, akan ada pengadaan kendaraan roda tiga untuk pengangkutan sampah di seluruh TPS sebagai proses untuk mereduksi sampah di seluruh masyarakat.
“Memang penuh tantangan untuk menghadirkan skema ekonomi sirkular ini tapi kita harus mencoba untuk memulai,” pungkasnya.