Jailolo, HN – Rusaknya instalasi ruang inap kelas III Rumah Sakit Umum (RSU) Jailolo sempat mendapat sorotan. Pihak RSU mengaku, hal itu ternyata karena sumbatan dari banyaknya tumpukan sampah berupa pembalut wanita.

“Kemarin saat kami lakukan pemeriksaan, penyebab tersumbat ternyata dari sampah berupa pembalut wanita, hampir setengah yang ditampung di drum plastik, menyebabkan saluran juga tersumbat, karena sistem saluran induk ini, kalau satu kamar mandi tersumbat, semuanya ikut tersumbat. Tapi sekarang sudah diperbaiki, setiap saluran pembuangan ada masing-masing saluran,” ujar Kabid Perencanaan RSU Jailolo, Muammar kepada wartawan, Kamis 14 Januari 2021,

Namun, Muamar mengaku, proyek bangunan dua lantai itu sedari awal pelaksanaan, sudah berdasarkan perencanaan. Menyangkut dengan instalasi pembuangan yang bermasalah, menurutnya, disebabkan sistem instalasi pembuangan yang memakai sistem induk, dengan model atau rancangan posisi kamar berada di tengah, dengan pertimbangan mempermudah evakuasi pasien, jika sewaktu-waktu terjadi musibah, misalnya jika terjadi gempa.

“Jadi progres pekerjaan sedari awal hingga selesai itu juga sesuai RAB. Kalau bermasalah, saya orang pertama selaku PPK yang pasti dikoreksi. Secara teknis struktur bangunan juga tidak bermasalah yang bermasalah hanya pada sistem instalasinya saja, tapi sudah dilakukan perbaikan,” ucapnya.

Sebagaimana diketahui, proyek pembangunan ruangan kelas III RSUD Jailolo itu, sebelumnya dianggarkan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2018, dengan pagu anggaran sebesar Rp.6 miliar lebih, dengan nilai kontrak Rp.4.922.503.000,00. Proyek tersebut sebelumnya dikerjakan oleh PT. Central Bina Konstruksi.

Ditanya soal adanya penggunaan pipa saluran pembuangan, berdasarkan fakta di lapangan yang tidak sesuai spesifikasi, menurut dia, penggunaan pipa saluran pembuangan dua inci ini, sedari awal diyakini tidak akan bermasalah.

“Karena bertepatan dengan wabah pandemi Covid-19, rutinitas atau perawatan bangunan juga tidak berjalan. Seiring waktu berjalan, karena kerusakan semakin parah, akhirnya seluruh pasien dievakuasi untuk dilakukan perbaikan sementara waktu,” katannya.

Muamar bilang, kerusakan saat ini dalam proses perbaikan. Bangunan lantai dua, yang tengah dalam proses perbaikan ini mampu menampung tiga pasien dalam satu ruangan. Dimana, untuk lantai dua terdapat tujuh ruangan, dilengkapi kamar mandi. Sedangkan dilantai satu, satu ruangan disiapkan untuk ruang bayi.

Dia mengakui, bangunan lantai dua yang dilengkapi eskalator ini, sementara tidak berfungsi lantaran belum dilengkapi penangkal petir. Sebab dikhawatirkan dapat membahayakan pasien ataupun pengunjung, sehingga lebih digunakan tangga manual.

Sementara bangunan lantai dua itu, sedari awal dalam progres pengerjaannya sudah menjadi temuan BPK karena tidak sesuai jadwal. Namun tidak bermasalah karena pihak pelaksana juga sudah dikenakan denda

“Masa perawatan yang menjadi tanggung jawab pihak ketiga, bahkan telah selesai dan menjadi tanggung jawab RSUD, mengingat garansinya hanya 6 bulan,” pungkasnya.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *