Nasi jaha bagi orang Maluku Utara adalah kuliner yang sudah sangat familiar. Makanan khas Maluku Utara ini sudah menjadi warisan nenek moyang.
Sampai sekarang proses pembuatan nasi jaha masih terjaga dengan baik. Pembuatannya biasa ditemukan pada hajatan ‘lilian’ atau gotong royong acara nikahan dan kegiatan keluarga lainnya.
Sebenarnya nasi jaha sedikit mirip lemang dari Sumatera Barat. Namun, untuk nasi jaha pakai beras ketan dicampur beras putih biasa lalu diberi santan termasuk garam sebagai pelengkap cita rasa dimasukkan dalam bambu yang sudah diisikan daun pisang.
Menggunakan bambu karena proses pembuatan nasi jaha dilakukan dengan cara membakar, bukan dikukus. Proses masak kuliner ini, haruslah merata, dengan cara dibalik jika bagian lainnya dirasa sudah matang. Ini dilakukan untuk menjaga agar nasi jaha tersebut masak dengan sempurna.
Setelah proses pembakaran selesai, wadah bambu dikupas, nasi jaha siap dipotong-potong dan disajikan bersama teh hangat, ditambah dengan ikan fufu (ikan asap) biar lebih enak.
Banyak orang percaya adanya daun pisang pada nasi jaha menambah cita rasa. Aroma wangi nasi jaha juga didapat dari wanginya daun pisang.
Jika kalian jalan-jalan ke Ternate, tak sulit menemukan kuliner ini. Selain bisa menjumpainya di pasar, nasi jaha juga kerap muncul dan jadi primadona saat ramadan tiba. Penjual biasanya menjajakan nasi jaha dalam bentuk potongan ataupun dijual secara utuh.