
Kementerian Kelautan dan Perikanan terus berkomitmen untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga ikan selama masa pandemi COVID-19. Upaya yang dilakukan di antaranya dengan menyiapkan cold storage di pelabuhan perikanan, menggandeng BUMN untuk menyerap hasil perikanan, serta memberikan stimulus untuk nelayan dan pembudidaya.
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, M. Zulficar Mochtar, mengatakan kapasitas cold storage di setiap pelabuhan perikanan dapat menyimpan ikan agar kualitasnya terjaga dengan baik.
“Ikan dapat disimpan sebagai stok dan menjadi cadangan saat musim sulit ikan. Di tengah pandemi seperti ini, kemungkinan ikan tidak optimal diserap pasar bisa juga terjadi, untuk itu kita antisipasi dengan menyimpannya di cold storage,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Menurut Zulficar, ikan di cold storage disiapkan untuk memenuhi kebutuhan stok saat Ramadhan hingga Lebaran yang trennya selalu meningkat sekitar 20% dari kebutuhan normal. Dengan tercukupinya stok ikan, harga ikan diharapkan tetap stabil.
Upaya lainnya ialah menjaga akses bagi kelancaran pengiriman logistik input produksi dan hasil suplai produksi di bidang kelautan dan perikanan. Terkait hal ini, Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, telah berkoordinasi dengan Kepala BNPB selaku Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 tertanggal 30 Maret 2020.
Tak hanya itu, KKP memberikan perluasan izin operasional kapal pengangkut ikan dan kapal pengangkut ikan hidup untuk mengangkut hasil produksi guna menjaga ketersediaan bahan baku industri pengolahan dan stok dalam cold storage.
Perluasan izin ini sekaligus membantu kelancaran distribusi pemasaran hasil nelayan dan pembudidaya ikan melalui Surat Edaran Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor B-239/MEN-KP/IV/2020 tentang Alih Muatan pada Kapal Perikanan yang diberlakukan sejak 21 April 2020 sampai dengan 18 Agustus 2020.
“Kami pun melakukan koordinasi dengan kementerian/lembaga, perwakilan maskapai, perwakilan shipping line, perwakilan trucking, perwakilan agen kargo, pelaku usaha perikanan dan stakeholder terkait lainnya dalam rangka mendorong efisiensi distribusi perikanan melalui transportasi darat, udara dan laut,” kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSKP), Nilanto Perbowo.
Dikatakan Nilanto, Edhy telah menerbitkan surat bernomor: B-194/MEN-KP/IV/2020 yang ditujukan kepada gubernur/bupati/wali kota seluruh Indonesia. Surat tertanggal 3 April 2020 tersebut berisi ajakan agar produk perikanan digunakan untuk program perlindungan sosial yang dilaksanakan melalui dana APBD.
Tujuannya untuk membantu pemenuhan gizi masyarakat bersumber dari protein hewani, penurunan stunting, sekaligus penyerapan hasil tangkapan nelayan dan hasil pembudidaya ikan serta produk UMKM perikanan di daerah.
Ia mengatakan Edhy juga telah mengusulkan stimulus ekonomi sektor kelautan dan perikanan untuk penanganan dampak COVID-19 kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Usulan itu tertuang dalam surat bernomor: B-209/MEN-KP/IV/2020 tanggal 16 April 2020 perihal Tambahan Usulan Stimulus Ekonomi Sektor KP untuk Penanganan Dampak COVID-19.
Poin-poin dalam surat tersebut ialah permintaan kepada Kementerian BUMN agar dapat memberikan penugasan kepada PT Perikanan Nusantara (Perinus) dan Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) untuk menyerap ikan dan produk perikanan, serta permintaan kepada Kementerian Sosial agar dapat menyalurkan produk tersebut sebagai bagian dari program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau sembako untuk keluarga penerima manfaat (KPM).
Berikutnya, KKP melakukan monitoring pasokan dan harga ikan di beberapa sentra produksi, di pusat-pusat distribusi, di pasar-pasar utama (grosir atau retail) melalui kerja sama dengan berbagai pihak, antara lain dengan Dinas Kelautan dan Perikanan provinsi/kabupaten/kota, supplier, pengelola pasar ikan, dan stakeholder kelautan dan perikanan lainnya.
Di sektor budidaya, KKP juga telah memberikan sejumlah stimulus untuk pembudidaya untuk mengantisipasi dampak ekonomi imbas pandemi. Di antaranya bantuan bibit, pakan, dan melakukan intervensi kepada perusahaan pakan agar menunda kenaikan harga selama masa wabah.
Sejak awal Maret hingga April, KKP telah menyalurkan sebanyak 53,1 juta benih kepada para pembudidaya, dengan rincian 6,5 juta ekor benih komoditas air tawar, 44,7 juta juta ekor benih komoditas air payau, 1,9 juta ekor benih komoditas air laut.
Sementara bantuan pakan, sejak Maret hingga awal Mei, KKP telah menggelontorkan bantuan pakan ikan sebanyak 136 ton kepada pembudidaya ikan di 24 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
___
Sumber: CNN Indonesia